Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggaran Desa Triliunan Rupiah, Jokowi Berharap Tidak Ada Kepala Desa Jadi Tersangka

Jokowi meminta jajarannya untuk terus mengawal implementasi kebijakan pemerintah, utamanya dalam hal pengelolaan anggaran yang lebih akuntabel.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Anggaran Desa Triliunan Rupiah, Jokowi Berharap Tidak Ada Kepala Desa Jadi Tersangka
KOMPAS IMAGES
Presiden Joko Widodo saat berpidato di acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2017 di Istana Negara, Kamis (18/5/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk terus mengawal implementasi kebijakan pemerintah, utamanya dalam hal pengelolaan anggaran yang lebih akuntabel.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah (Rakornas APIP) Tahun 2017,  Kamis (18/5/2017), di Istana Negara Jakarta.

"Saya harapkan kepada aparat pengawasan agar penggunaan anggaran ini dikawal, diawasi, dicek, dikontrol betul-betul. Agar nanti ada output yang baik, ada outcome yang baik," ujar Presiden.

Anggaran dana desa misalnya, dana yang dianggarkan pemerintah untuk membangun desa tidaklah sedikit dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca: Buka Pidato, Jokowi Minta Pimpinan KPK Pindah Tempat Duduk

Mulai dari Rp 20 triliun pada tahun 2015, Rp 47 triliun pada tahun 2016, hingga Rp60 triliun dianggarkan pemerintah pada tahun 2017.

Oleh sebab itu, para Kepala Desa harus bisa mengelola dana tersebut secara efektif dan efisien.

Berita Rekomendasi

"Saya titip Rp 60 triliun itu bukan uang sedikit, bisa menjadikan desa kita baik, tapi juga bisa menjadikan Kepala Desa itu menjadi tersangka kalau cara-cara pengelolaannya tidak baik," ungkapnya.

Guna mewujudkan hal tersebut, Kepala Negara berharap jajarannya memanfaatkan teknologi informasi untuk mengelola anggaran pembangunan desa.

Mengingat selama ini para Kepala Daerah lebih disibukan dengan urusan pembuatan laporan dibandingkan turun ke lapangan untuk membangun desanya.

"Tolong dimulai dibangun sebuah sistem aplikasi, sistem keuangan desa (Siskeudes) ini yang simpel, yang sederhana. Saya lihat yang dulu laporannya ruwet. Bagaimana Kepala Desa malah tidak mengurus desanya malah mengurus laporannya," kata Presiden.

Baca: KPK Tak Perlu Turun Awasi Dana Desa

Lebih lanjut Presiden menambahkan bahwa perubahan dunia sekarang ini terjadi dengan sangat cepat sekali, bahkan dalam hitungan detik.

Karenanya, Presiden mengingatkan jajarannya untuk terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Berbagai pola kerja lama yang tidak menguntungkan harus segera ditinggalkan agar bisa berkompetisi dengan negara lain.

"Saya ingatkan kepada siapapun bahwa kita sekarang harus mengubah pola pikir kita, etos kerja kita, disiplin kita kalau kita tidak mau ditinggal oleh negara yang lain," tuturnya.

Sebagai tahap awal, pemerintah saat ini fokus membangun infrastruktur secara merata di seluruh Tanah Air.

Hal ini terlihat dari anggaran infrastruktur yang dianggarkan pemerintah di Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebesar Rp103 triliun dan di Kementerian Perhubungan sebesar Rp26 triliun untuk tahun anggaran 2017.

"Kita sekarang ingin fokus dengan konsentrasi kepada infrastruktur karena kita sudah ditinggal jauh oleh negara-negara lain di sekitar kita. Ini adalah basic dalam rangka kita menuju ke step berikutnya," ucap Presiden.

Oleh karenanya, Presiden mengingatkan agar anggaran tepat sasaran.

“Anggaran kita juga besar, tapi kalau tidak tepat sasaran, dia (anggaran) tidak akan mengubah apa-apa atau anggaran itu hanya basa-basi asal bisa menyajikan SPJ. Sudah beres tidak tahu kita outputnya apa, tidak tahu kita outcomenya apa,” kata Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Desa, Pembangunan DaerahTertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo dan Kepala BPKP Ardan Adiperdana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas