Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Taruna Tewas, Anggota Komisi III Minta Akpol Putus Tradisi Kekerasan

Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik sangat menyesalkan peristiwa tewasnya taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kasus Taruna Tewas, Anggota Komisi III Minta Akpol Putus Tradisi Kekerasan
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Pasukan Brimob Polda Jateng menjaga ketat pertahanan dari aksi anarkis para pengunjuk rasa pada simulasi pengamanan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng di Lapangan Bhayangkara, Akademi Polisi (Akpol), Kota Semarang, Jateng, Jumat (12/4/2013). Aksi gabungan dari Polri, TNI, Satpol PP dan Dalmas ini sebagai bentuk latihan pengamanan aksi unjuk rasa pada masa Pilgub Jateng 2013 serta pembagian pasukan keamanan untuk masing-masing calon. (TRIBUN JATENG/Wahyu Sulistiyawan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik sangat menyesalkan peristiwa tewasnya taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.

Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam diduga tewas karena dianiaya seniornya.

‘’Kami sampaikan duka mendalam bagi keluarga. Dan sesal luar biasa atas terjadinya peristiwa ini,’’ kata Erma di Gedung DPR, Jakarta, (19/5/2017).

Hasil otopsi jenazah menunjukkan Adam meninggal dengan luka di kedua paru-paru yang diduga akibat penganiayaan.

Korban tewas Kamis dinihari (18/05/2017) atau sekitar pukul 02.45 WIB.

‘’Kami mendukung langkah Kapolri untuk mengusut dan mempidanakan semua pelaku yang diduga bertanggungjawab. Kasus ini harus diinvestigasi dengan serius dan mendalam agar bisa diketahui sejelas-sejelasnya siapa yang bertanggungjawab, di mana letak masalahnya,’’ tutur Erma.

Berita Rekomendasi

Karena peristiwa serupa di dunia pendidikan bukan yang pertama, Erma meminta pihak terkait mengoreksi diri. Melihat ke akar masalahnya.

‘’Akar masalahnya, tradisi kekerasan yang diturunkan dari tahun ke tahun. Sudah seperti lingkaran setan. Karenanya trasidisi ini harus diputus oleh pengasuh dan sistem di Akpol,’’ kata Erma.

Ia menyarankan, sejak seleksi taruna, pertimbangan intelektual dan psikis harus sepenuhnya seimbang dengan standar fisik.

Erma mengatakan taruna dibentuk di Akpol dengan tujuan menjadi pimpinan Polri yang cerdas; tanggap dalam melayani masyarakat dan mampu memberantas penjahat.

"Tantangan hari ini dan ke depan kan kejahatan kerah putih dan lintas Negara. Maka proses pendidikannya sejak awal harus relevan dengan tantangan ini. Kekerasan, sudah tidak bahkan tidak pernah relevan dengan pendidikan. Karena kekerasan berbeda dengan pendidikan disiplin,’’ tegas Erma.

Erma mengatakan tradisi kekerasan yang terjadi antar Taruna membuat tujuan ini tidak tercapai.

‘’Saya malah curiga tradisi kekerasan akan menyebabkan merusakan fisik dan psikis yang akan dibawa hingga kelak sudah keluar dari kampus. Jadi tradisi kekerasan di Akpol harus dihentikan!’’ kata Politikus Demokrat itu.

Erma juga mendukung audit independen dari institusi luar kepolisian untuk perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Termasuk kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan pembinaannya oleh senior.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas