Kasus Taruna Tewas, Anggota Komisi III Minta Akpol Putus Tradisi Kekerasan
Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik sangat menyesalkan peristiwa tewasnya taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik sangat menyesalkan peristiwa tewasnya taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam diduga tewas karena dianiaya seniornya.
‘’Kami sampaikan duka mendalam bagi keluarga. Dan sesal luar biasa atas terjadinya peristiwa ini,’’ kata Erma di Gedung DPR, Jakarta, (19/5/2017).
Hasil otopsi jenazah menunjukkan Adam meninggal dengan luka di kedua paru-paru yang diduga akibat penganiayaan.
Korban tewas Kamis dinihari (18/05/2017) atau sekitar pukul 02.45 WIB.
‘’Kami mendukung langkah Kapolri untuk mengusut dan mempidanakan semua pelaku yang diduga bertanggungjawab. Kasus ini harus diinvestigasi dengan serius dan mendalam agar bisa diketahui sejelas-sejelasnya siapa yang bertanggungjawab, di mana letak masalahnya,’’ tutur Erma.
Karena peristiwa serupa di dunia pendidikan bukan yang pertama, Erma meminta pihak terkait mengoreksi diri. Melihat ke akar masalahnya.
‘’Akar masalahnya, tradisi kekerasan yang diturunkan dari tahun ke tahun. Sudah seperti lingkaran setan. Karenanya trasidisi ini harus diputus oleh pengasuh dan sistem di Akpol,’’ kata Erma.
Ia menyarankan, sejak seleksi taruna, pertimbangan intelektual dan psikis harus sepenuhnya seimbang dengan standar fisik.
Erma mengatakan taruna dibentuk di Akpol dengan tujuan menjadi pimpinan Polri yang cerdas; tanggap dalam melayani masyarakat dan mampu memberantas penjahat.
"Tantangan hari ini dan ke depan kan kejahatan kerah putih dan lintas Negara. Maka proses pendidikannya sejak awal harus relevan dengan tantangan ini. Kekerasan, sudah tidak bahkan tidak pernah relevan dengan pendidikan. Karena kekerasan berbeda dengan pendidikan disiplin,’’ tegas Erma.
Erma mengatakan tradisi kekerasan yang terjadi antar Taruna membuat tujuan ini tidak tercapai.
‘’Saya malah curiga tradisi kekerasan akan menyebabkan merusakan fisik dan psikis yang akan dibawa hingga kelak sudah keluar dari kampus. Jadi tradisi kekerasan di Akpol harus dihentikan!’’ kata Politikus Demokrat itu.
Erma juga mendukung audit independen dari institusi luar kepolisian untuk perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Termasuk kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan pembinaannya oleh senior.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.