Media Jepang Sebut Kemungkinan Teror Semakin Tinggi Memasuki Bulan Ramadan
Bom bunuh diri di sebuah tempat pemberhentian bus di Kampung Melayu, Jakarta tadi malam mendapat sorotan dari banyak media besar Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bom bunuh diri di sebuah tempat pemberhentian bus di Kampung Melayu, Jakarta tadi malam mendapat sorotan dari banyak media besar Jepang baik Jiji, Yomiuri, Asahi, Fuji, TBS dan lainnya.
"Dua ledakan yang terdengar dan meninggalnya tiga orang polisi selain pelaku bom bunuh diri kemarin, tampaknya menargetkan kalangan polisi," ungkap TV TBS, Kamis (25/5/2017).
Selain itu TBS juga mengungkapkan adanya kemungkinan teror di Indonesia semakin tinggi meskipun menjelang masuknya bulan Ramadan.
"Oleh karena itu pengetatan penjagaan polisi tampaknya akan semakin ditingkatkan saat ini," ungkap TV TBS.
Baca: Polri Mulai Analisa Rekaman CCTV di Sekitar Halte Busway
Sementara itu TV Asahi mengungkapkan ada 10 korban luka berat serta lima orang meninggal termasuk 3 orang polisi.
"Cukup banyak yang menjadi korban tetapi tampaknya tidak ada korban warga Jepang sesuai informasi dari kedutaan besar Jepang yang ada di Jakarta," ungkap Asahi TV.
Selain sumber berita dari Reuter, berbagai media juga mengambil liputan dari TV yang ada di Indonesia seperti TV One, demikian pula liputan pribadi Ade Priyatna ikut ditayangkan televisi Jepang pagi ini.
TV Nippon (NTV) mengungkapkan tidak ada korban warga asing untuk kejadian yang dianggap teror tersebut di Indonesia.
Jika beberapa media menuliskan 3 orang polisi meninggal maka NNN menyebutkan ada 4 polisi Indonesia yang meninggal.
"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kasus teror tersebut," ungkap NNN.