Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Sempat Jadi Viral karena Dibaca Panglima TNI, Denny JA Kembali Publikasikan Puisinya

Puisi itu dianggap panglima TNI Gatot Nurmantyo sangat tepat menggambarkan ancaman Indonesia ke depan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Setelah Sempat Jadi Viral karena Dibaca Panglima TNI, Denny JA Kembali Publikasikan Puisinya
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Kepala Pelaksana Pusat Dokumentasi Sastra HB Yassin, Aryany Isna Murti (kanan) menyerahkan buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' kepada satu di antara tokoh yang dituliskan dalam buku tersebut, Denny JA (kiri), dalam acara peluncuran buku tersebut di Jakarta, Jumat (3/1/2014). Buku karya Jamal D Rahman dan kawan-kawan tersebut mengupas tokoh sastra di Indonesia dari beberapa generasi satrawan seperti Marah Roesli, Buya Hamka, Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar sampai generasi Rendra, Taufik Ismail, Putu Wiajay, Ayu Utami, dan lain-lain. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Ini masa yang susah
Bangsa sedang terbelah
Apapun yang tiba
Maknanya mendua
Baik di sini
Buruk di sana
Pahlawan di sini
Penjahat di sana
Dipuji di sini
Di maki di sana

Apapun yang tiba
Menjadi peluru saling tembak
Belati saling tusuk
Panah saling melukai

Sejak pilkada Jakarta
Banyak hal berubah
Retak cermin di dinding
Retak pula peta Indonesia

Bom meledak di kampung melayu
Ledakannya memercik jauh
Menambah luka
bangsa yang terbelah
Menambah pekik
bangsa yang tercabik

Berdatangan para serigala
Mengolahnya menjadi senjata
Memberondong ke atas
Memberondong ke bawah
Memberondong segala penjuru
Luka bangsa
Semakin menganga

-000-

Tokoh bangsa yang paling senior bertanya
Apakah air mata burung garuda
Berhubungan dengan bangsa terbelah?

Berita Rekomendasi

Tiba tiba ada suara
Keluar dari mulut burung garuda
Para ahli sejarah
Segera mengenalinya
Ada suara Bung Karno
Ada suara Bung Hatta
Ada suara Muhamad Yamin
Ada suara Dokter Sutomo

Koor bersama itu suara:

Jangan lupakan kami

Tahun 1908, kami bersama
Berjuang bangkitkan bangsa
Sudah beri apa yang bisa
Jangan lupakan kami"

"Tahun 1928 kami bersumpah
Satu bangsa satu bahasa
Sudah beri segala punya
Jangan lupakan kami"

" Tahun 1945 kami membela
Berjuang untuk merdeka
Sudah beri kami punya nyawa
Jangan lupakan kami"

"Kini kami tinggal nama
Kaulah yang memberi makna"

Selesai itu koor suara
Selesai pula air mata burung garuda

Mei 2017

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas