Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Hadar Nafis Gumay Tetap 'Standby' Jaga KPU saat Lebaran

Hadar Nafis Gumay masih teringat bertugas pada hari raya Idul Fitri saat menjabat sebagai Anggota KPU periode 2012-2017.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in Cerita Hadar Nafis Gumay Tetap 'Standby' Jaga KPU saat Lebaran
Ferdinand Waskita
Hadar Nafis Gumay 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hadar Nafis Gumay masih teringat bertugas pada hari raya Idul Fitri saat menjabat sebagai Anggota KPU periode 2012-2017. Saat itu, Komisioner KPU lainnya melaksanakan mudik lebaran.

Hadar tercatat satu-satunya Komisioner KPU yang tidak melakukan tradisi mudik karena kampung halamannya di Jakarta.

"Saya bersyukur di Jakarta, berbeda, lalu lintas lebih lengang kita nikmati, kebanyakan keluarga dekat kumpul Jakarta," kata Hadar ketika ditemui Tribunnews.com.

Hadar mengakui banyak pekerjaan yang ditangani selama menjabat sebagai Anggota KPU. Pekerjaan yang banyak itu juga terjadi pada bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Namun KPU, kata Hadar, tetap berusaha bekerja maksimal. Karena bertempat tinggal di Jakarta dan tidak memiliki kampung halaman, Hadar pun kebagian tugas bersiaga selama masa lebaran.

Hadar pun mengaku menerima tugas tersebut. Ia menilai tugasnya itu tidak menghalanginya bersilaturahmi dengan orangtua serta keluarga besarnya saat lebaran.

"Selalu ada yang standby, teman-teman semua ada mudiknya ada kampung, ada Pak Juri (Komisioner KPU asal Jakarta, istrinya di Banten, dan dia di Brebes, karena saya dianggap orang Jakarta tahun pemilu standby, lebaran pekerjaan masih berlangsung, ya saya sendiri saya nikmati," kata Hadar.

Berita Rekomendasi

Mengenai Ramadan, Hadar mengaku tidak ada tradisi khusus. Ia menuturkan selalu berkegiatan bersama keluarga inti dan besar. Terutama berkumpul bersama kakak, adik dan ibundanya.

"Bisa berkumpul bareng berbuka kemudian melakukan tarawih bersama itu berkah kami menikmatinya," kata pria kelahiran Jakarta itu.

Hadar kemudian berpesan kepada masyarakat dapat mengambil hikmah berpuasa. Bukan saja menahan diri dari godaan minuman dan makanan tetapi juga urusan politik yang ingin memaksakan kehendak.

"Menahan diri, bahwa kita paling benar, orang yang berbeda pendapat salah. Tidak demikian," kata ayah dari dua anak itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas