Banyak Kelemahan, Muhammadiyah Tolak Sistem Pemilu Terbuka
Pengurus Pusat Muhammadiyah menilai sistem pemilu terbuka seperti yang diterapkan dalam dua Pemilu terakhir banyak kelemahan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Muhammadiyah menilai sistem pemilu terbuka seperti yang diterapkan dalam dua Pemilu terakhir banyak kelemahan.
Karena itu sebagai organisasi keagamaan, PP Muhammadiyah mengusulkan dua opsi sistem pemilu.
Yakni, tertutup dan terbuka terbatas.
"Bahwa pemilu 2014 itu korup, money politicnya luar biasa," kata Sekretaris umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, (9/6/2017)
Kedua menurut Muti, sistem pemilu terbuka memicu tindak kriminal.
Demi memenangkan Pemilu, sejumlah pihak nekad menggunakan cara cara kriminal.
Ketiga menurutnya, sistem pemilu terbuka menyebabkan calon sesama partai bersaing.
Karena mereka yang terpilih murni bergantung pada perolehan suara terbanyak.
"Terjadi kanibal. Kanibalitas itu, karena sesama calon justru bersaing dengan calon di dalam partai yang sama dan dapil sama," katanya.
Dalam sistem Pemilu 2014 memungkinkan calon kehilangan suara.
"Karena itu kualitas anggota DPR dihasilkan 2014 yang seperti kita miliki sekarang ini," ucapnya.
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah, Bahtiar Effendy mengatakan sistem pemilu di Indonesia ke depannya harus dapat meminimalisir parktek politik uang dan menghidari persaingan calon sesama partai.
"Tetapi justru menghadirkan persaingan calon partai dengan calon dari partai yang lain,"katanya.
Ia juga berharap sistem pemilu yang sekarang ini sedang dibahas di DPR dapat bertahan lama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.