ILO Apresiasi Peran Strategis Indonesia dalam Wujudkan Kerja Layak
Organisasi Buruh Internasional (ILO) sangat mengapresiasi peran strategis Indonesia di kawasan serta komitmen pemerintah RI.
Editor: Content Writer
Organisasi Buruh Internasional (ILO) sangat mengapresiasi peran strategis Indonesia di kawasan serta komitmen pemerintah RI dalam mewujudkan tercapainya kerja layak
“Indonesia merupakan negara yang memiliki peran penting dalam terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan di kawasan, khususnya terciptanya kerja layak," demikian disampaikan Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder.
Pemerintah Indonesia dinilai berkomitmen untuk mewujudkan agenda kerja layak melalui penyampaian kewajiban pelaporan atas penerapan konvensi dan rekomendasi ILO.
Hal ini disampaikan dalam pembahasan Komite Penerapan Standart (CAS), salah satu komite dalam Konferensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILC).
"Tahun ini Indonesia tidak masuk dalam List Individual Case sehingga tidak akan ada pembahasan tentang pemerintah Indonesia di CAS. Ini merupakan sebuah prestasi tersendiri," ungkap Direktur Pengupahan Kementerian Ketenagakerjaan, Adriani, seusai sidang Komite CAS di Jenewa, Swiss (7/6/2017).
Adriani juga mengatakan saat ini Indonesia menjabat sebagai salah satu deputy member dari Governing Body (GB) ILO yang memiliki mandat untuk membahas dan menyusun berbagai program dan kegiatan ILO.
"Saat ini Konferensi ILO ke-106 tengah berlangsung hingga 18 Juni mendatang. Konferensi ini akan mempertemukan bersama keanggotaan tripartit pemerintah, serikat pekerja, dan asosiasi-asosiasi tenaga kerja dari 187 negara," tambah Adriani.
Dalam laporannya pada pembukaan konferensi, Guy Ryder mengatakan kepada delegasi bahwa penciptaan lapangan kerja dan perlindungan planet harus sejalan demi masa depan yang berkelanjutan.
"Penciptaan lapangan kerja dan perlindungan planet harus saling mendukung dan berjalan beriringan untuk masa depan yang lebih baik," kata Ryder.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Perluasan Pasar Kerja Kemnaker, Roostiawati, mendukung sepenuhnya inisiasi Dirjen ILO.
"Kini, berbagai negara di dunia mulai memperhatikan secara serius dampak lingkungan akibat dari Industri yang ada. Fokusnya adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang ramah lingkungan," ungkap Roostiawati.
Konferensi yang akan berlangsung selama dua minggu ini, dibuka pada Senin (5/6/2017) dengan pemilihan Luis Ernesto Carles Rudy, Menteri Tenaga Kerja Panama, sebagai Presiden Konferensi.
Menteri Ketenagakerjaan RI, M Hanif Dhakiri dijadwalkan akan memberikan pidato resminya pada Selasa, 13 Juni 2017 di hadapan semua pimpinan delegasi negara-negara anggota ILO.
Konferensi tersebut mengumpulkan lebih dari 4000 perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja dari 187 negara anggota PBB untuk menetapkan standar ketenagakerjaan dan mendorong kemajuan di dunia kerja. (*)