Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiranto: Setelah Marawi Digempur, Kelompok ISIS Berpeluang Menyebarkan Jejaring ke Wilayah Lain

"Tentu saja saat di Marawi digempur, mereka akan bergerak ke tempat lain. Itu sangat mungkin," kata Wiranto.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Wiranto: Setelah Marawi Digempur, Kelompok ISIS Berpeluang Menyebarkan Jejaring ke Wilayah Lain
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Menkopolhukam Wiranto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto belum mendengar informasi yang menyatakan bahwa kelompok ISIS berkembang di Jawa Timur.

"Informasi itu dari mana? Kita harus hati-hati. Jangan sampai kita mendapatkan berita yang tidak jelas arahnya," ujar Wiranto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (13/5/2017).

Meski belum mendapatkan informasi tersebut, Wiranto mengatakan ada kemungkinan ISIS mulai mencari wilayah baru untuk berkembang, pascadigempur di Poso dan di Filipina Selatan.

"Tentu saja saat di Marawi digempur, mereka akan bergerak ke tempat lain. Itu sangat mungkin," kata Wiranto.

Wiranto menyebut kemungkinan tersebut berdasarkan teori divergen atau bercabang.

"Tatkala mereka kepepet, mereka kemdian beralih ke metode divergen. Mereka sebarkan sekarang," ucap Wiranto.

Wiranto mengambil contoh teori divergen misalnya bom di Inggris hinga di Kampung Melayu beberapa waktu lalu yang diduga dilakukan oleh seorang yang diistilahkan sebagai 'lone wolf'.

Berita Rekomendasi

"Makanya ada ledakan di inggris, kampung melayu, dan sebagainya. Walaupun itu nantinya campur dengan lone wolf itu, yang perorangan itu, tidak dalam jaringan. Tapi kita tetap waspada tidak boleh lengah," kata Wiranto.

Indikasi penyebaran ISIS di Jawa Timur disampaikan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Hamli dalam bedah buku Bid'ah Ideologi ISIS.

Hamli mengatakan, bahwa di masing-masing kabupaten/kota sudah ada orang-orangnya ISIS. Namun orang-orang tersebut sekarang ini menjadi sleeping sel.

“Jadi kegiatannya seperti orang biasa, perlahan bergerak. Nah orang-orang ini tidak bisa ditangkap karena belum ada bukti yang cukup,” kata Hamli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas