Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ormas Tak Lagi Minta THR, Tapi Ganti Nama Jadi 'Bantuan Finansial' untuk Idul Fitri

BBC Indonesia menghubungi nomor yang tercantum dalam surat itu, yang kemudian mengaku bernama Kubil dari Forum Betawi Rempug.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ormas Tak Lagi Minta THR, Tapi Ganti Nama Jadi 'Bantuan Finansial' untuk Idul Fitri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah foto yang memperlihatkan surat edaran ormas meminta bantuan finansial untuk hari raya Lebaran beredar di media sosial, mengangkat kembali masalah 'tunjangan hari raya' bagi ormas yang muncul setiap tahun.

Salah satu yang dibicarakan adalah foto surat dengan kepala surat Forum Betawi Rempug Gardu 017 Korwil Jakarta Timur yang isinya meminta 'bantuan finansial' menyambut Idul Fitri.

Dalam surat itu tertulis, "sudi kiranya permohonan ini dapat terealisasi dengan penuh maklum dan ikhlas demi terciptanya hubungan yang harmonis antara pengusaha dan lingkungan."

BBC Indonesia menghubungi nomor yang tercantum dalam surat itu, yang kemudian mengaku bernama Kubil dari Forum Betawi Rempug.

Dia mengakui kebenaran surat itu tetapi mengatakan surat semacam itu dikeluarkan "tidak tentu, kalau ada kegiatan saja misalnya untuk anak yatim."

Sejumlah foto yang beredar mengindikasikan bahwa organisasi yang meminta tunjangan hari raya atau sejenisnya begitu beragam, dari organisasi kepemudaan, ormas, hingga lembaga sosial. Atau organisasi yang sering dituding sebagai wadah para 'preman.'

twitter
twitter ()

Di media sosial, sejumlah orang ramai berkomentar dan bercerita tentang pengalaman mereka menerima surat sejenis. Rio Satria Prabawa di Facebook misalnya mengatakan, "Saat saya masih kerja menjadi HRD di Jakarta, surat seperti ini banyak masuk ke meja saya."

Berita Rekomendasi

"Hahaha... yang beginian sudah langganan setiap tahun, jelang hari raya. Ke tempat gue bukan cuma satu atau dua lembar tapi sampai 10 lembar permohonan tunjangan. Mulai dari lingkungan sekitaran sampai organisasi yang ngakunya sosial," kata yang lain.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan praktik tersebut memang telah lama berlangsung dan pihaknya selalu menyarankan pengusaha untuk tidak melayaninya.

"Kebiasaan buruk, kalau kita beri ya sudah (berlanjut), lebih baik jangan. Karena kita kan tidak ada hubungan kerja apa-apa," katanya.

"Kalau mereka ada manfaat bagi kita, kita juga pasti kerja sama, kalau tidak ada manfaat hanya istilahnya jasa preman, ya percuma."

Dia mengaku tidak khawatir dengan beberapa oknum yang meminta uang jelang hari raya dengan nada mengancam.

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas