Ini Yang Anda Harus Ketahui Soal Hilal
Saat itu di sejumlah masjid yang sudah memulai takbir, tiba-tiba berhenti setelah ada pengumuman pemerintah.
Editor: Johnson Simanjuntak
Hasil pemantauannya, dan hasil pemantauan dari puluhan titik lain yang digagas oleh pemerintah dan ormas Islam, akan dibahas di sidang isbat.
Kendalanya dalam melihat hilal adalah cuaca. Deputi Meteorolgi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yunus Subagyo Swarinoto, menyebut kendala pascamusim kemarau ini, adalah visibilitas yang rendah, sehingga dikhawatirkan mengganggu pemantauan hilal.
"Pascamusim kemarau ada dua kendala, satu, ya awan, ini fungsi ketebalan butir-butir basah uap air dalam udara. Kedua udara kabur, penyebab partikel kering di atmosfer," katanya saat dihubungi Tribunnews.com.
Jika hilal tidak terlihat di satu titik, maka hasil pemantauan dari titik tersebut tidak akan dijadikan acuan dalam sidang isbat. Pemerintah punya cadangan titik hingga sekitar lima puluhan jumlahnya, yang tersebar dari wilayah Barat hingga Timur Indonesia.
Yang jadi masalah, adalah ketika hasil penghitungan yang dilakukan pemerintah, berebda dengan ormas Islam lain. Hal itu menyebabkan umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri di hari yang berebeda.
Selain yang jadi masalah, adalah ketika ternyata hasil hisab dan rukyat, tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Hal itu terjadi pascasidang isbat pada 2011 lalu.
Saat sidang digelar, masyarakat pada umumnya sudah memulai takbir di masjid-masjid, dan menyiapkan makanan mewah untuk Idul Fitri.
Sidang isbat tersebut digelar pada 29 Agustus 2011. Pada umumnya, sidang isbat digelar malam sebelum perayaan Idul Fitri.
Dalam sidang isbat yang dipimpin Suryadharma Ali, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama, diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 31 Agustus.
Saat itu di sejumlah masjid yang sudah memulai takbir, tiba-tiba berhenti setelah ada pengumuman pemerintah.
Masyarakat kembali memulai ibadah shalat tarawih, dan menyiapkan makanan untuk sahur.