Hidayat Berharap Pertemuan Presiden Jokowi dengan GNPF MUI Bawa Berkah
Bahkan, sejak Aksi Bela Islam pada 4 Nopember 2016 atau 411 sudah ada keinginan untuk bertemu dengan presiden.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengapresiasi pertemuan antara GNPF MUI dengan Presiden Joko Widodo yang berlangsung di Istana Merdeka.
Hidayat berharap pertemuan itu menghadirkan semangat baru dan menjauhkan dari upaya provokasi menghadap-hadapkan antara pemerintah dan umat Islam, atau antara TNI-Polri dengan umat Islam.
“Secara prinsip saya mengapresiasi pertemuan GNPF MUI dengan Presiden Jokowi kemarin,” kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan tertulis, Selasa (27/6/2017)
Hidayat mengungkapkan GNPF MUI sudah sejak lama ingin mengadakan pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Bahkan, sejak Aksi Bela Islam pada 4 Nopember 2016 atau 411 sudah ada keinginan untuk bertemu dengan presiden.
“Alhamdulillah, dalam suasana Idul Fitri yang menghadirkan halal bi halal, telah terjadi pertemuan antara GNPF MUI dengan Presiden Jokowi,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu.
Menurut Hidayat, pertemuan antaa GNPF MUI dengan Presiden Jokowi itu melahirkan semangat baru dan lembaran baru untuk menghindarkan upaya menghadap-hadapkan antara pemerintah dan umat Islam serta tokoh Islam atau antara TNI – Polri dengan umat Islam.
“Janganlah saling berhadap-hadapan.Karena kalau itu terjadi maka akan merugikan negara, TNI-Polri, bangsa, dan umat Islam. Dan yang diuntungkan adalah mereka yang anti NKRI, anti Pancasila, serta menginginkan Indonesia tetap lemah dan Indonesia yang tidak damai. Bahkan mungkin mereka adalah kelompok yang anti agama,” ujarnya.
Hidayat juga berharap pertemuan GNPF MUI dengan Presiden Jokowi dilanjutkan dengan tindakan konkrit dari pihak pemerintah untuk menghentikan kriminalisasi ulama dan aktivis yang disebut melakukan makar.
“Jadi saya berharap sekali lagi pertemuan kemarin menjadi berkah untuk kemudian dihentikannya kriminalisasi pada ulama, fitnah kepada ulama, dan dihentikan aksi-aksi yang lebih banyak fitnahnya daripada fakta hukumnya, dan mereka yang ditahan karena tuduhan yang tidak berdasar juga untuk segera diselesaikan,” ujar Hidayat.