Bukan Karena Terlalu Banyak Kerja, Ini Sebab Kematian Dokter Ganteng yang Sedang Piket
Seorang dokter anestesi, dr Stefanus Taofik SpAn, meninggal dunia mendadak saat kebagian tugas jaga/piket Lebaran.
Editor: Hendra Gunawan
Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Program Studi SP2 dari Divisi Anestesia Ambulatori dan Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Arif HM Marsaban SpAn-KAP, mengatakan Stefanus diduga meninggal akibat penyakit Brugada Syndrome, yakni penyakit kelainan genetik pada pembuluh darah di koroner.
"Kelainan ini terbanyak dialami laki-laki dan menyebabkan kematian mendadak, terutama saat tidur," ujarnya.
Paruh waktu
Dr Stefanus Taofik tercatat sebagai dokter paruh waktu di sejumlah rumah sakit, satu di antaranya RSPI Bintaro Jaya.
Seorang pegawai di rumah sakit yang baru dibuka itu menyebut, Taofik menjadi dokter paruh waktu di RS ini sejak bulan April, atau saat pertama kali RSPI Bintaro Jaya dibuka.
"Hanya sebagai dokter paruh waktu, karena setahu saya beliau bertugas juga di RS lain," kata salah seorang pegawai yang enggan menyebutkan namanya kepada Wartakotalive.com, Rabu (28/6).
Dia mengatakan, tidak tahu pasti jika Stefanus bertugas saat Hari Raya Idul Fitri.
Namun, kata dia, jadwal piket dokter di RS ini dibuat sendiri oleh pihak dokter bersangkutan.
"Dokter Stefanus sebagai dokter anestesi dan ICU, ada beberapa dokter lain di sini, tidak hanya beliau," kata dia.
Secara pribadi, dia mengaku tidak begitu mengenal Dokter Stefanus, hanya saja pernah bertemu beberapa kali di kantin RS.
"Pernah beberapa kali ketemu di ruang makan, orangnya baik dan ramah," kata dia.
Kabar soal meninggalnya Dokter Stefanus, tidak ramai terdengar di Rumah Sakit ini, seorang pegawai lain saat ditemui Warta Kota, tidak tahu ada kejadian dokter meninggal selepas jaga. Bahkan dia mengaku baru tahu kabar tersebut dari media sosial. (m9/m7)