Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Idul Fitri Sedikit Banyaknya Menyelamatkan Indonesia dari Serangan Petya

Ia menduga, Indonesia bisa terselamatkan antara lain karena perayaan hari raya Idul Fitri.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Idul Fitri Sedikit Banyaknya Menyelamatkan Indonesia dari Serangan Petya
BBC
ilustrasi.Carbanak menggunakan virus komputer untuk menginfeksi jaringan perusahaan dengan malware. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus komputer bernama Petya, merebak di berbagai negara, sekitar perayaan Idul Fitri pada hari Minggu lalu (25/6).

Namun hingga kini, belum ada laporan virus tersebut sudah menjangkit di Indonesia menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara.

Kepada wartawan dalam pemaparannya di Bakkoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/6/2017), menyebutkan bahwa virus tersebut awalnya muncul di negara-negara Eropa timur, bekas jajahan Uni Soviet, dan di Eropa Barat.

Ia menduga, Indonesia bisa terselamatkan antara lain karena perayaan hari raya Idul Fitri.

"Alhamdullilah kita Indonesia (merayakan lebaran), di sana (mayoritas) orang tidak merayakan lebaran, tidak ada mudik libur panjang," ujarnya.

Bagi Umat Islam yang merayakan Idul Fitri sudah diakomodir oleh pemerintah, dengan kebijakan libur panjang.

Alhasil aktivitas perkantoran pun banyak terhenti, sehingga banyak komputer maupun jaringan internet di kantor, yang tidak diaktivkan. Sedikit banyaknya hal itu menyelematkan Indonesia.

Berita Rekomendasi

Rudiantara menyebut virus tersebut menyebar antar alain melalui jaringan internet. Salah satu bentuknya, adalah melalui pesan palsu, dan memperdayai si korban untuk mengikuti petunjuk dalam pesan tersebut.

Tanpa sadar virus yangmenghajar Master Boor Record (MBR), sehingga data-data di cakram keras penyimpan data tidak bisa diakses, setelah komputer melakukan 'reboot.' Kemudian virus tersebut akan memeriksa jaringan yang tekroenksi dengan komputer yang sudah terinfeksi itu, lalu menyebar.

Setelah beberapa hari virus yang awalnya terdeteksi pada 2016 lalu itu menjangkit, dan sampai sekarang belum juga terendus di Indonesia, bukan berarti Indonesia sudah aman menurut Rudiantara. Pemerintah masih terus melakukan antisipasi, agar tidak ada warga yang dirugikan.

"Kita belum bisa aman, prioritas kita sekarang adalah melindungi masyarakat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas