Puluhan WNI Pendukung ISIS Pulang dari Suriah, Sebagian Diantaranya Ahli Membuat Bom
Kepulangan beberapa warga Indonesia dari Suriah kembali menjadi sorotan setelah pelaku penyerangan anggota polisi di Medan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga negara Indonesia yang kembali dari Suriah diyakini memiliki kemampuan merakit bom, sehingga keberadaan mereka harus diwaspadai oleh aparat keamanan, kata seorang mantan pejabat keamanan.
Namun seorang pengamat terorisme menganggap tidak semua WNI yang kembali dari Suriah merupakan pendukung ISIS, sehingga kepulangan mereka ke Indonesia dapat dimanfaatkan untuk kampanye melawan terorisme.
Kepulangan beberapa warga Indonesia dari Suriah kembali menjadi sorotan setelah pelaku penyerangan anggota polisi di Medan, Sumatera Utara, diketahui pernah mengunjungi Suriah.
Pengakuan belasan WNI yang mengaku berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS, tetapi belakangan mengaku kecewa, juga ditanggapi beragam oleh masyarakat Indonesia.
Baca: Waspadai! 400 WNI Bergabung dengan ISIS ke Suriah
Bagaimanapun, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan dari sekitar 700 WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah, sebanyak 70-an orang sudah kembali ke Indonesia pada tahun lalu.
"Saya kira dalam tahun ini (2017) pasti ada lagi yang balik karena situasi di sana (Irak dan Suriah) sudah tidak menguntungkan bagi ISIS. Di Irak, ISIS sudah dideklarasikan kalah. Di Suriah juga pada lari. Jadi otomatis sebagian besar kembali ke negara masing-masing," kata Ansyaad, Rabu (05/07), kepada BBC Indonesia.
Meskipun Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, menyatakan "belum ada data" terkait kepulangan WNI yang terafiliasi dengan ISIS, dia mengakui ada puluhan dari mereka yang pulang ke Indonesia.
Salah satunya pria berinisial SP yang melakukan penyerangan terhadap polisi di Markas Polda Sumatera Utara, 25 Juni lalu.
"Dia pernah bertempur di Suriah beberapa tahun yang lalu," kata Setyo kepada wartawan, Kamis (29/06).
Namun demikian, Ansyaad menilai sejumlah WNI yang pulang ke Indonesia dari Suriah tersebut berbahaya, karena "masing-masing punya kemampuan. Ada yang ahli merakit senjata, dan ada yang ahli membuat bom. Tidak semuanya tentu."
Baca: Jadi Simpatisan ISIS, Dua TKI Diusir dari Singapura
Dia menambahkan, berdasarkan data yang dimilikinya, "hampir 90an warga negara kita yang tewas (di Suriah) termasuk lewat bom bunuh diri, karena pertempuran. (Mereka) nekadnya tidak kalah dengan teroris di Prancis, Inggris, Belgia dan bahkan Timur Tengah sendiri."
'Tidak semuanya mendukung ISIS'
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.