Pansus Angket Dengar Cerita Horor Penyidik KPK dari Para Koruptor di Lapas Sukamiskin
Kemudian KPK membawa seorang dokter yang memberikan obat kepada narapidana tersebut.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemui narapidana korupsi di lembaga permasyarakatan (Lapas) Sukamiskin.
Anggota Pansus Angket KPK Masinton Pasaribu menceritakan keluhan napi yang menurutnya menyeramkan.
Namun, Masinton enggan mengungkapkan identitas narapidana yang menyampaikan keluhannya mengenai kinerja Komisi Pemeriksaan Korupsi (KPK).
Politikus PDIP itu hanya menyebut para napi menyampaikan keluhan melalui perwakilan saat bertemu Pansus di Lapas Sukamiskin.
"Duh horor. Ya ada yang dikasih obat. Terus digebrak-gebrak terus dibawa sampai jam lima pagi. Ya enggak tahu. Dikasih obat kemudian dia tanpa sadar dibawa-bawa sampai jam lima pagi," kata Masinton di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/7/2017).
Baca: Pansus Angket KPK: Jangan Perlakukan Koruptor Secara Tidak Manusiawi
Baca: Lucunya Pansus Angket DPR, Temui Koruptor Musuhnya KPK
Masinton menceritakan narapidana tersebut awalnya mengaku sedang sakit.
Kemudian KPK membawa seorang dokter yang memberikan obat kepada narapidana tersebut.
"Terus sama KPK katanya ya dikasihkan obat ya udah dia merasa enggak sadar. Nge-fly (melayang) gitu lah. Enggak tahu lah dibawa kemana," kata Masinton.
Kisah lainnya, Masinton menceritakan penyidik KPK meminjam uang sebesar Rp 5 miliar dari narapidana.
Alasannya, untuk memancing operasi tangkap tangan (OTT).
"Sampai sekarang duitnya enggak dibalikin," kata Masinton.
Adapula, kata Masinton, seseorang yang membawa uang saat Pilkada.