Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pansus Angket Akan Gelar Nobar Sinetron Operasi Tangkap Tangan KPK

Sebelumnya, Masinton Pasaribu juga menceritakan keluhan napi di Lapas Sukamiskin yang menurutnya menyeramkan.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pansus Angket Akan Gelar Nobar Sinetron Operasi Tangkap Tangan KPK
Tribunnews/Lendy Ramadhan
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP yang juga anggota Pansus Hak Angket KPK, Masinton Pasaribu menceritakan kisah para tahanan narapidana KPK yang dikunjunginya, mengenai perilaku penyidik KPK, kepada para awak media di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi berencana menggelar nonton bareng (nobar) rekaman KPK saat melakukan operasi tangkap tangan (OTT).

Demikian dikatakan Anggota Pansus Angket KPK Masinton Pasaribu di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/7/2017) malam.

"Sinetron OTT yang dilakukan KPK, Pansus akan gelar nobar (nonton bareng) sinetron OTT, tapi kapan? Tunggu, tanggal mainnya," kata Masinton.

Namun, Masinton enggan mengungkapkan kasus korupsi dalam OTT KPK. Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan pihaknya sudah menerima rekaman OTT tersebut. Anggota Komisi III DPR itu mengatakan rekaman itu akan dibuka dalam rapat Pansus Angket KPK.

"Rekaman itu menunjukan adanya indikasi dan dugaan rekayasa operasi tangkap tangan tersebut," kata Masinton.

Sebelumnya, Masinton Pasaribu juga menceritakan keluhan napi di Lapas Sukamiskin yang menurutnya menyeramkan. 

Berita Rekomendasi

Namun, Masinton enggan mengungkapkan identitas narapidana yang menyampaikan keluhannya mengenai kinerja Komisi Pemeriksaan Korupsi (KPK). Politikus PDIP itu hanya menyebut para napi menyampaikan keluhan melalui perwakilan saat bertemu Pansus di Lapas Sukamiskin.

"Duh horor. Ya ada yang dikasih obat. Terus digebrak-gebrak terus dibawa sampai jam lima pagi. Ya enggak tahu. Dikasih obat kemudian dia tanpa sadar dibawa-bawa sampai jam lima pagi," kata Masinton.

Masinton menceritakan narapidana tersebut awalnya mengaku sedang sakit. Kemudian KPK membawa seorang dokter yang memberikan obat kepada narapidana tersebut.

"Terus sama KPK katanya ya dikasihkan obat ya udah dia merasa enggak sadar. Nge-fly (melayang) gitu lah. Enggak tahu lah dibawa kemana," kata Masinton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas