Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

''Saat Pemilu 2019 Nanti, Jangan Pilih Anggota Pansus Hak Angket! Jangan Pilih Mereka Kembali''

Ia juga mengkritik anggota Pansus Hak Angket KPK yang pernah menjadi aktivis pergerakan pada masa reformasi 1998.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in ''Saat Pemilu 2019 Nanti, Jangan Pilih Anggota Pansus Hak Angket! Jangan Pilih Mereka Kembali''
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Jaksa Agung HM Prasetyo (tengah) bersama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kelima kanan), Ketua Pansus Hak Angket KPK Agun Gunandjar (kelima kiri) berserta anggota Pansus Hak Angket KPK lainnya berjabat tangan usai melakukan pertemuan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (13/7/2017). pertemuan antara Jaksa Agung dengan Pansus Hak Angket KPK membahas mekanisme kerja dan hubungan antarpenegak hukum. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sekitar seratusan orang memadati halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/7/2017) sore.

Mereka membawa spanduk-spanduk dan bendera, lengkap dengan atribut sebuah band ternama di Indonesia.

Spanduk-spanduk itu kemudian mereka pasang di tangga jembatan penyeberangan yang terletak di depan Gedung KPK.

Kehadiran ratusan orang ini bukan untuk mendemo KPK atau terkait kasus korupsi.

Mereka datang untuk menyaksikan konser kecil Slank.

Konser tersebut digelar sebagai bentuk dukungan terhadap KPK dan pernyataan sikap menolak hak angket KPK.

Baca: Kaka Slank: Jangan Ada yang Melemahkan KPK

Berita Rekomendasi

Tidak hanya komunitas penggemar Slank, konser sederhana itu juga dihadiri oleh beberapa aktivis anti-korupsi dan pegiat hak asasi manusia.

Aksi dukungan terhadap KPK dibuka oleh budayawan Benny Susetyo.

"Slank bersama KPK konsisten dalam memperjuangkan pemberantasan korupsi. Melawan pemberantasan korupsi berarti berhadapan dengan Slank dan masyarakat Indonesia," ujar Benny, diiringi tepuk tangan seluruh penggemar Slank.

Setelah itu, dia mempersilakan Maria Katarina Sumarsih, seorang aktivis HAM, untuk berorasi.

"Saat saya teriak 'Jokowi', harap dibalas dengan 'hapus korupsi'" kata Sumarsih mengawali orasinya.

Menurut Sumarsih, Presiden Joko Widodo harus bertindak untuk menolak hak angket yang dinilai akan melemahkan upaya pemberantasan korupsi dan KPK.

Baca: Lima Fraksi Serahkan Nama Anggota Pansus Angket KPK

Saat kampanye Pilpres 2014, kata Sumarsih Jokowi menyatakan dukungannya terhadap keberadaan KPK dan berjanji akan mendorong independensi KPK.

"Saat kampanye, Pak Jokowi bilang akan dukung keberadaan KPK yang dalam praktik pemberantasan korupsi jadi tumpuan harapan masyarakat. Independensi KPK harus didorong langkah hukumnya," kata Sumarsih.

Ia juga mengkritik anggota Pansus Hak Angket KPK yang pernah menjadi aktivis pergerakan pada masa reformasi 1998.

"Prihatinnya aktivis 98 yang di DPR sekarang, anak-anak muda itu melindungi para koruptor. Oleh karena itu, saat Pemilu 2019 nanti jangan pilih anggota Pansus Hak Angket! Jangan pilih mereka kembali!" kata Sumarsih.

Selain Sumarsih, Anita Wahid, putri Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, juga memberikan dukungannya terhadap KPK.

Menurut Anita, pembentukan Pansus Angket KPK tidak berangkat dari aspirasi masyarakat dan upaya memperkuat pemberantasan korupsi.

"Hak angket ini untuk kepentingan siapa? Jelas bukan untuk pemberantasan korupsi dan rakyat," ujar Anita.

"Kami akan selalu ingatkan kepada yang ingin lemahkan KPK, kami akan hadang," kata dia.

Selama 30 menit, Slank tampil membawakan beberapa lagu andalannya.

Mereka sempat berkolaborasi dengan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang yang terampil memainkan saxophone.

Penulis: Kristian Erdianto
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: "Pemilu 2019, Jangan Pilih Mereka Lagi!"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas