Kepala BNPT Resmikan Masjid dan TPA Baitul Muttaqien Lamongan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menunjukkan kerja nyata dalam penanggulangan terorisme, khususnya dalam bidang pencegahan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menunjukkan kerja nyata dalam penanggulangan terorisme, khususnya dalam bidang pencegahan dan deradikalisasi.
Kali ini, dipimpin langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, BNPT meresmikan masjid dan TPA Baitul Muttaqien di kampung halaman terpidana mati kasus terorisme bom Bali I, Amrozi, tepatnya di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Jumat (21/7/2017).
Dalam sambutannya di hadapan ratusan tamu undangan siang ini, Kepala BNPT menegaskan bahwa peresmian masjid dan TPA ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman, khususnya dari ancaman bahaya terorisme.
“Pembangunan Masjid ini adalah bukti komitmen BNPT kepada masyarakat bahwa negara hadir di tengah masyarakat untuk membantu ke arah yang benar semata-mata dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai humanis dalam menghadapi aksi terorisme,” ungkap Komjen Pol Suhardi Alius.
Secara khusus, mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa masjid dan TPA yang di-setting sebagai pusat dakwah Islam moderat dan toleran ini nantinya akan berfungsi sebagai tempat pelurusan paham-paham radikal, sehingga kedepan tidak akan ada lagi pemahaman yang salah terkait ajaran-ajaran agama, seperti jihad.
“Tempat Pendidikan alquran dan renovasi Masjid ini dimaksudkan sebagai pelurusan konsep jihad yang salah, karena konsep jihad adalah mengurus keluarga, menuntut ilmu yang baik,” ujar pria kelhiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.
Pria yang juga pernah menjadi Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini juga berharap agar masjid yang ia resmikan ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
“Salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam adalah Masjid. Masjid digunakan umat Islam untuk berbagai keperluan, misalnya kegiatan di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, pemerintahan dan lain-lain.”
“Pada masa awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman Nabi Muhammad, Masjid merupakan pusat pemerintahan, kegiatan pendidikan, kegiatan sosial dan ekonomi,” tutur mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Pada kesempatan ini, mantan Kadiv Humas Polri ini juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembangunan hingga peresmian pusat dakwah Islam moderat ini.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya mendapatkan bantuan dana dari para donator, sehingga pembangunan masjid dan TPA ini tidak menggunakan dana APBN sama sekali.
Ia juga menyebut kontribusi besar yang diberikan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang diketuai oleh mantan teroris Ali Fauzi.
Baginya, keberadaan yayasan yang didirikan oleh puluhan mantan kombatan terorisme ini dapat menjadi role model untuk upaya deradikalisasi yang tengah digalakkan oleh BNPT.
Sementara itu Direktur yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi, mengaku sangat senang dan bangga dijadikan patner BNPT dalam upaya mencegah perkembangan radikalisme dan terorisme. Khususnya di kawasan Lamongan, Jawa Timur yang dulu sempat dijuluki sebagai tempat kelahiran teroris.