Wacana Gatot Nurmantyo Jadi Calon Wakil Presiden Tergantung Jokowi dan Partai Pengusung
"Ada banyak faktor pertimbangan untuk menentukan calon, termasuk faktor Pak Jokowinya,"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana Partai NasDem untuk menyandingkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 dinilai terlalu dini.
Pengamat Politik Sebastian Salang mengatakan Politik di Indonesia sangat dinamis dan bisa berubah setiap saat.
Ada banyak faktor pertimbangan untuk menentukan calon, termasuk faktor Jokowi sendiri dan juga partai pengusung lainnya.
"Ada banyak faktor pertimbangan untuk menentukan calon, termasuk faktor Pak Jokowinya," ujar Sebastian Salang kepada Tribunnews.com, Sabtu (22/7/2017).
Dengan ketentuan UU Pemilu sekarang, kata dia, hampir pasti semua partai harus berkoalisi untuk mengusung calon presiden.
Karena itu, tentu pertimbangan koalisi menjadi sangat menentukan siapa yang disetujui nanti maju dalam Pilpres 2019.
Namun demikian, semakin cepat partai koalisi menentukan calon tentu makin baik bagi publik untuk lebih mengenal calon pemimpinnya.
Sebelumnya, Politikus NasDem, Teuku Taufiqulhadi mulai mewacanakan kandidat alternatif.
"Yang kami duga Pak JK Tidak bersedia lagi ikut untuk periode mendatang. Kami sedang memikirkan pendamping yang kuat seperti Pak JK," kata Taufiqulhadi, di Gedung DPR, Jumat (21/7/2017).
Lalu, siapa kandidat yang dianggap layak menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 di mata NasDem?
NasDem memuncul nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan pensiun Maret 2018.
"Sejauh ini, di mata kami, yang cukup baik adalah Pak Gatot Nurmantyo, yang menjabat sebagai Panglima TNI sekarang," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.