Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Boni Hargens Pernah Dihina dengan Perkataan Kasar Pendukung HTI

Pengamat politik yang juga Komisaris LKBN Antara, Boni Hargens, mengakui hal itu. Tak sedikit pegawainya merupakan anggota dan simpatisan HTI.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Y Gustaman
zoom-in Boni Hargens Pernah Dihina dengan Perkataan Kasar Pendukung HTI
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Suasana kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta, Kamis (20/7/2017). Kantor HTI tidak terdapat aktivitas pasca Kemenkumham mencabut status badan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mulai tanggal 19 Juli 2017 dan SK telah dilaksanakan pada Rabu, 19 Juli 2017 oleh pemerintah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia semenjak 2003 lalu telah menyebarkan ajarannya ke beberapa struktur sosial.

Pengamat politik yang juga Komisaris LKBN Antara, Boni Hargens, mengakui hal itu. Tak sedikit pegawainya merupakan anggota dan simpatisan HTI.

"Bahkan ada yang masuk ke ruangan saya dan menghina saya dengan kata-kata kasar. Padahal dia adalah pegawai di Antara, ini benar terjadi karena dia pendukung HTI," ungkap Boni saat diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (23/7/2017)

Bukan hanya BUMN, Boni menduga ajaran HTI dengan paham khilafahnya telah merasuk ke parlemen. Bukti nyatanya, lahir UU No 17 tahun 2013 tentang ormas yang sangat longgar untuk menghukum organisasi yang memiliki paham berbeda dengan Pancasila sebagai dasar negara.

Padahal, HTI sudah ada sejak 2003 dan terus menyebarkan paham yang sama sekali tidak sesuai dengan Pancasila dan mengungumumkan pertentangannya dengan konsep demokrasi.

Pendiri NU Online, Syafiq Ali mengatakan dalam laman resmi HTI, meminta agar TNI segera melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang dinilai telah menjadi thogut.

Berita Rekomendasi

"Apa mungkin? Bisa jadi juga ajaran HTI sudah masuk di tubuh TNI. Bukan hanya di birokrasi dan parlemen misalnya. Seperti di beberapa negara yang terjadi kudeta oleh angkatan bersenjatanya," ujar Syafiq.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas