Pengamat: Lihat Karakter SBY dan Prabowo, Ragu Demokrat dan Gerindra Bisa Bangun Koalisi Serius
"Artinya keduanya tengah menyamakan frekuensi politik berkaitan dengan dinamika politik yang berkembang,"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Demorat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai untuk memecah kebekuan politik.
Alasannya, sejak 2004 kedua tokoh politik tersebut tidak pernah berinteraksi.
"Pertemuan kemarin baru sebatas memecah kebekuan politik antara kedua pimpinan partai tersebut yang lama tidak berinteraksi secara politik sejak 2004," ujar Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi kepada Tribunnews.com, Jumat (28/7/2017).
Baca: SBY dan Prabowo Ingin Bangkitkan Moral, Oesman Sapta: Emang Kita Tidak Bermoral ?
Muradi melihat langkah ini memiliki titik temu pada kesepahaman dalam melihat hasil rapat paripurna RUU pemilu dan Pansus KPK.
Titik temu itu pun, lanjutnya, belum sampai pada pijakan untuk membangun koalisi seperti Gerindra dengan PKS.
Indikasinya kesepakatan pertemuan tersebut juga tidak secara tegas mengungkap rencana koalisi.
"Sebatas mengkritisi langkah pemerintah," jelasnya.
Baca: PDIP Senang SBY dan Prabowo Kerjasama Moral Dukung Jokowi
Lebih lanjut ia menilai sebagai bagian dari komunikasi politik, pertemuan SBY-Prabowo tersebut tidak memiliki makna yang terang benderang yang mengarah pada rencana koalisi yang serius sebagaimana langkah-langkah politik yang tertata rapih.
"Artinya keduanya tengah menyamakan frekuensi politik berkaitan dengan dinamika politik yang berkembang," jelasnya.
Namun, dari karakter keduanya, Muradi ragu Demokrat dan Gerindra bisa membangun koalisi yang serius.
"Sebab keberadaan keduanya sebagai elit politik yang mengomandoi dua partai berbeda jarang sekali berkomunikasi efektif," katanya.
Pembacaan politik Muradi berkaitan dengan hal tersebut baru sekedar membangun barisan dan kemungkinan untuk bersama-sama berhadap-hadapan dengan koalisi pemerintah.
Ini Jeritan Hati Dayat Sebelum Bunuh Diri Sambil Video Call dengan Sang Pacar https://t.co/Bqjx6JAdNH via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017
Padahal sebagai sebuah koalisi harusnya keduanya sudah saling percaya dan memiliki kesepahaman untuk melakukan koalisi.
Sehingga menurutnya, keduanya, baik SBY maupun Prabowo baru sebatas menguji satu dengan yang lain khususnya berkaitan dengan pondasi kepercayaan dan pembacaan strategi yang sama, satu dengan yang lainnya.
"Untuk itu pertemuan kemarin baru sebatas membangun kesepahaman," ujarnya.