Novel Baswedan: Apakah Perintah Presiden untuk Mengungkap Kasus Ini Bisa Dilaksanakan?
Lebih dari empat bulan berlalu, pelakunya belum juga tertangkap, dan polisi pun jadi bulan-bulanan kecaman -dan tuduhan juga.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Novel Baswedan masih berada di sebuah rumah sakit di Singapura, untuk merawat luka-luka yang dideritanya akibat disiram air keras Selasa (11/3/2017) subuh.
Lebih dari empat bulan berlalu, pelakunya belum juga tertangkap, dan polisi pun jadi bulan-bulanan kecaman -dan tuduhan juga.
Usai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo Senin (31/7/2017), Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan akan membentuk tim gabungan Polri-KPK untuk melakukan investigasi lebih jauh.
Baca: Mahfud MD Setuju Usul Kapolri Bentuk Tim Gabungan Usut Penyerangan Novel Baswedan
Namun dalam wawancara khusus dengan Rebecca Henschke dari BBC Indonesia di Singapura, Novel Baswedan menyatakan penolakannya atas ide pembentukan tim gabungan itu, dan kukuh menyerukan dibentuknya tim independen yang tidak melibatkan Polri.
Wawancara khusus itu meliputi tanggapannya terhadap pernyataan-pernyataan Kapolri usai bertemu presiden, keadaannya sekarang, harapannya, juga kecemasan-kecemasannya, serta hal-hal yang dia ingat saat peristiwa naas itu terjadi.
Berikut petikannya.
Presiden Joko Widodo baru kemarin mengatakan lewat Kapolri Tito Karnavian, bahwa pemerintah akan membentuk tim investigasi gabungan KPK dan polisi agar kasus ini lebih serius ditangani. Bagaimana respon Pak Novel?
Yang pertama, saya melihat bahwa (tim gabungan ini) tidak ada sesuatu hal yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Sehingga saya masih tidak percaya bahwa (kasus) ini akan diungkap dengan benar.
Yang kedua, ketika disampaikan akan ada kerjasama dengan KPK saya menduga bahwa Kapolri mempunyai bukti atau mendapat informasi bahwa ada jenderal atau aparat di bawahnya yang menerima suap.
Suap adalah korupsi yang menjadi domain dari tugas-tugas KPK. Dengan begitu saya menduga bahwa kerjasama itu menjadi relevan apabila ada tidak rencana korupsi yang dilakukan oleh aparatur kepolisian yang diduga terkait atau terlibat dalam teror itu.
Jadi apa yang harus dilakukan agar kasus yang serius ini bisa selesai?