Surya Paloh Sebut Ulama Bisa Menjadi GBHN Hidup
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menerima belasan ulama asal Aceh di kantor DPP Partai NasDem, Selasa (1/8/2017)
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menerima belasan ulama asal Aceh di kantor DPP Partai NasDem, Selasa (1/8/2017). Dalam kesempatan itu, Surya menegaskan akan pentingnya peran ulama dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
"Posisi ulama itu sangat menentukan arah. Kalau sekarang negara tidak memiliki Garis Besar Haluan Negara (GBHN), para ulama bisa menjadi GBHN yang hidup," kata Surya.
Surya mengungkapkan belum lama ini dirinya sempat bertemu dengan Ketua MUI, Ma'ruf Amin. Keduanya bersepakat bahwa pada saat ini dibutuhkan suatu pencerahan dalam menjalan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Surya juga sepakat, para ulama Indonesia harus mengambil peran, untuk dapat dapat menjadi panutan bagi seluruh masyarakat
"Kita sepakat membutuhkan pencerahan. Kita ingin membuat negara stabil dan ulama memegang peran," kata Surya Paloh.
Ulama, katanya memiliki pengaruh yang sangat besar. "Dimana nilai-nilai yang bagus akan memberikan nilai kebajikan. Kalau ada nilai yang bukan kebajikan, rusaklah negara kita," kata Surya.
Oleh karena itu dirinya berharap agar para ulama dapat memberikan kontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Ketika banyak banyak di negeri ini yang ingin agama Islam semakin kuat syiarnya, tidak kalah penting peran para ulama. Pemikiran-pemikiran ulama penting untuk disampaikan dan kita dengar," katanya.
Lebih lanjut soal kondisi pembangunan di Aceh, Surya mengatakan, masih belum dapat optimal dilakukan. Padahal, Aceh memiliki otonomi khusus dalam melakukan pembangunan.
"Pembangnan Aceh belum bisa cepat dilakukan, padahal masuk dalam otonomi khusus, sehingga jangan salahkan lagi pemerintah pusat. Visi pembangunan Aceh belum bisa kita optimalkan. Kita hanya banyak menghabiskan energi untuk saling menyalahkan," kata Surya.
Sementara itu, salah satu ulama Tengku Muhammad Yusuf mengatakan pertemuan dalam rangka silaturahmi sekaligus membicarakan masalah kebangsaan. Ia berharap tidak ada perbedaan yang dapat menghancurkan satu sama lain.
"Bagaimana elemen-elemen yang saling berbeda, kepentingan-kepentingan yang saling berbeda, bagaimana kita ramu konsep Islam itu dia saling memperkuat bukan saling menghancurkan. Kalau antar-elemen anak bangsa saling menghancurkan, yang hancur itu bangsa sendiri," ujar Yusuf.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.