Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dulu Dukung Prabowo, Mengapa Hary Tanoe Berbalik Dukung Jokowi, Ini 3 Penyebabnya!

Pengamat Politik Sebastian Salang menilai dukungan ke Jokowi pada pemilu mendatang merupakan berita yang mengejutkan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Dulu Dukung Prabowo, Mengapa Hary Tanoe Berbalik Dukung Jokowi, Ini 3 Penyebabnya!
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) mempersilahkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kanan) maju usai melakukan pertemuan dengan tokoh nasional di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin (10/4/2017). Pertemuan tersebut membahas isu politik terkini, diantaranya terkait dinamika politik dan keutuhan bangsa jelang Pilkada DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo (HT) yang dulu mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014 kini berbalik arah memberikan dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik Sebastian Salang menilai dukungan ke Jokowi pada pemilu mendatang merupakan berita yang mengejutkan.

Sebab selama ini, pimpinan Perindo itu lebih dekat dengan kubu Prabowo.

Terakhir saat Pilgub DKI Jakarta, Perindo mendukung kubu Prabowo yang menjagolan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Namun begitulah politik, bisa berubah kapan saja.

Kata Sebastian, hari ini berteman dengan siapa besok mendukung yang lain.

Baca: Presiden PKS Yakin Hary Tanoe Punya Kalkulasi Politik Dukung Jokowi

Berita Rekomendasi

Pendeknya tidak ada teman atau musuh yang abadi dalam politik.

Meski demikian, menurut Sebastian Salang menilai sikap politik HT perlu dihargai.

"Soal diterima atau tidak oleh Jokowi itu soal lain," kata Sebastian Salang kepada Tribunnews.com, Rabu (2/8/2017).

Pertanyaannya, mengapa sikap HT berubah?

Sebastian melihat ada tiga faktor yang mendorongnya.

Pertama, HT sedang mendeteksi respon publik, partai koalisi dan terutama Jokowi sendiri.

Jika positif, imbuhnya, mungkin akan ditindaklanjuti secara serius dengan langkah konkrit.

Sebaliknya jika negatif, kata dia, mungkin akan mencari jalan yang lain.

Kedua, ini bagian dari strategi untuk membesarkan partai.

Dengan pemilu serentak, popularitas calon presiden yang diusung turut mempengaruhi partai pendukungnya.

Ketiga, sikap ini juga bisa dilihat sebagai upaya merendahkan ketegangan politiknya dengan pemerintah, mengingat sikap politiknya selama ini.

Apalagi kata Sebastian Salang, status HT sekarang telah menjadi tersangka di Kejaksaan Agung.

"Saya kira politik menjelang pilpres 2019 sangat dinamis. Kita akan menjumpai kejutan demi kejutan di hari hari yang akan datang," ucapnya.

Diberitakan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia ( Perindo) Ahmad Rofiq menyatakan, sejak awal Ketua Umum Perindo Hary Tanoesudibjo tidak pernah menyatakan secara resmi akan maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.

Hal itu disampaikan Rofiq menyikapi pernyataan Hary yang akan mencalonkan Presiden Jokowi pada Pemilu 2019.

"Tapi bahwa Pak Hary statement terbuka untuk menjadi capres kan enggak pernah. Tidak pernah terjadi," ujar Rofiq saat dihubungi, Rabu (2/8/2017).

Ia mengatakan, wacana pencapresan Hary justru muncul dari kader-kader Perindo. Menurut dia, hal itu wajar karena merupakan bentuk militansi kader partai.

Sebab, lanjut Rofiq, sangat wajar bila kader partai menginginkan ketua umumnya menjadi Presiden RI. Hanya, kata Rofiq, partai juga harus tetap realistis dalam mewujudkan cita-cita politiknya.

Menurut Rofiq, sangat mungkin cita-cita politik partainya dapat tersalurkan melalui tokoh lain.

"Dukungan kepada Jokowi menjadi agenda utama yang akan dibahas dalam Rapimnas Perindo akhir tahun ini. Akan banyak nama yang dibahas," ujar Rofiq.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas