Cerita Polisi Intai Para Penyelundup 1 Ton Sabu dari Taiwan
Penyelundup sabu 1 Ton asal Taiwan melakukan survei sejak November 2016 untuk melancarkan aksinya di Indonesia.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelundup sabu 1 Ton asal Taiwan melakukan survei sejak November 2016 untuk melancarkan aksinya di Indonesia.
Kepala Sub Direktorat III Direktorat Narkoba Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara mengatakan, yang melakukan survei adalah pelaku bernama Aseng.
" AS Itu bulan November ketemu saksi atas nama AN. AN ini orang Indonesia yang mereka rekrut dari media sosial WeChat. Setelah itu datang ke sini, diminta untuk bantu saya untuk cari rumah," kata Bambang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (3/8/2017).
Usai mensurvei kondisi lapangan, pelaku bernama AS ini kembali lagi ke Taiwan dan baru kembali lagi ke Indonesia pada bulan Juni bersama enam orang lainnya.
"Lalu mulai tanggal 4 Juni satu persatu mereka datang. Tanggal 4 Juni dua orang datang, lalu tanggal 6 Juni empat orang datang, dan tanggal 6 Juni malam satu orang," ujarnya.
Baca: Upah untuk Penyelundup 1 Ton Sabu Asal Taiwan ke Indonesia Capai Ratusan Juta
Para tersangka ini, menempati sebuah rumah di Duta Garden, Cengkareng, Jakarta Barat yang telah disewa sebesar Rp 20 juta.
Aseng yang melakukan survei itu, membohongi warga negara Indonesia AN yang memang berprofesi sebagai sopir taksi online untuk menjadi sopir dirinya saat di Indonesia.
"Dia bilang mau bisnis di sini. Jadi saksi AN tidak tahu kalau mereka mau transaksi sabu," kata Bambang.
Pelaku juga melakukan survei ke bandara eks Hotel Mandalika yang direncanakan menjadi tempat penyelundupan sabu tersebut.
Selama sebulan di Indonesia, para pelaku sempat terbang ke Malaysia selama dua hari untuk mengelabui petugas kepolisian yang sudah mengintainya.
"Mereka sempat ke Malasyia dua hari karena merasa dibuntuti. Tapi kita tunggu di sini karena kami mengetahui mereka beli tiket pulang pergi. Makanya kami ada foto mereka semua," kata Bambang.
Dua minggu sebelum transaksi, tiga orang pelaku kembali ke Taiwan dan diduga untuk berkoordinasi pengiriman sabu.
Dua hari sebelum transaksi di dermaga eks Hotel Mandalika, para pelaku sempat menginap di dua hotel sekitaran Hotel Mandalika.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.