Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seminar Nasional 'Upaya Pemersatu Bangsa' Bakal Digelar di Gedung Merdeka Bandung

Ditengah tuduhan makin meningkatnya sikap intoleransi ditengah-tengah masyarakat. Dan tuduhan itu terkesan lebih banyak dialamatkan kepada umat Islam

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Seminar Nasional 'Upaya Pemersatu Bangsa' Bakal Digelar di Gedung Merdeka Bandung
ist
Ahmad Najib Qodratullah 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ditengah tuduhan makin meningkatnya sikap intoleransi ditengah-tengah masyarakat.

Dan tuduhan itu terkesan lebih banyak dialamatkan kepada umat Islam maka semua pihak perlu melihat kembali sejarah perjalanan bangsa ini.

Mungkin tidak semua masyarakat mengetahui bahwa wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ada saat ini adalah karena adanya Mosi Integral 3 April tahun 1950.

Mosi Integral tersebut diajukan oleh Mohammad Natsir dan disetujui farkasi-fraksi saat itu.

Hal ini disampaikan Ahmad Najib Qodratullah Tokoh Jawa Barat yang juga Anggota DPR RI FPAN.

"Mosi Integral ini telah menyatukan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang saat itu terpecah dalam 16 negara bagian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ungkap Ahmad Najib Qodratullah, Kamis (3/8/2017).

Dalam rangka mengingatkan kembali peristiwa sejarah tersebut pada Sabtu 6 Agustus 2017 bertempat di Gedung Merdeka Jl. Asia Afrika Kota Bandung akan diselenggarakan Seminar Nasional dengan Thema Mosi Integral : Upaya Pemersatu Bangsa".

BERITA REKOMENDASI

Dengan Keynote Speaker Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dengan menghadirkan pembicara antara lain Dadan Wildan (Sejahrawan dan Tokoh PP Ormas Persis), Usep Fathuddien (Rektor Mathlaul Anwar), Mohammad Siddik (Ketua Umum DDII), Sanusi Uwes (Muhammasiyah) dan Ahmad Fauzie Natsir (Putra M Natsir).

Dijelaskan Najib bahwa saat itu ketika Indonesia baru saja merdeka, Belanda masih tetap tidak mau mengakui Indonesia sebagai negara yang telah merdeka dan berdaulat. Belanda, bahkan bersikeras untuk kembali menjajah.

Dengan berbagai upaya, baik provokasi militer dalam Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1949) maupun diplomasi, Belanda berusaha memecah belah rakyat dan para pemimpin bangsa Indonesia. Hasilnya, Belanda berhasil memecah Indonesia yang bulat dan bersatu ke dalam beberapa negara bagian.

Negara Republik Indonesia dipecah-pecah menjadi beberapa negara bagian kecil yang wilayahnya terbatas hanya di Yogyakarta dan sekitarnya.

Negara-negara bagian lainnya, hasil ciptaan Van Mook, antara lain Negara Bagian Pasundan, Negara Bagian Jawa Timur, Negara Bagian Madura, Negara Bagian Sumatera Timur, Negara Bagian Sumatera Selatan, Negara Bagian Indonesia Timur, Negara Bagian Borneo Timur, dan Negara Bagian Dayak Besar. Dengan cara itu, Belanda masih dapat menguasai Indonesia.


Negara bagian demi negara bagian, satu persatu masuk ke dalam kekuasaannya. Akibatnya, tidak jarang, negara bagian yang satu dengan yang lainnya saling mencurigai, bahkan bermusuhan.

"Melihat keadaan yang demikian, dalam sidang parlemen gabungan Negara Republik Indonesia (RI) dan Republik Indonesia Serikat (RIS), Mohammad Natsir, sebagai anggota parlemen dari Masyumi, mengajukan mosi kesatuan, yang populer dengan sebutan Mosi Integral Natsir," jelas Najib.

Mosi inilah, tambah Najib yang mengantarkan masing-masing negara bagian, untuk bersatu kembali ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengaruh mosi ini, diakui secara umum, sangat strategis bagi perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berawal dari mosi ini pula, Indonesia dapat kembali menjadi negara kesatuan yang bulat dan kokoh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas