Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Cerita Hasto Soal Hamzah Haz Pegang Tangan Megawati Saat Mau Ambil Keputusan Dalam Rapat Kabinet

"Menunjukkan betapa kompaknya kepemimpinan itu. Lalu rapat bisa mengambil keputusan yang baik dan kompak,"

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Cerita Hasto Soal Hamzah Haz Pegang Tangan Megawati Saat Mau Ambil Keputusan Dalam Rapat Kabinet
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto saat ditemui usai mengunjungi kediaman Hamzah Haz, di Jalan Patra Kuningan XV, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/8/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalinan persaudaraan antara kaum nasionalis dan Islam harus diperkokoh dan dijaga sebagai pondasi kekuatan dalam membangun negara.

Hal ini menjadi sebuah kesimpulan dalam diskusi dan silaturrahmi yang dilakukan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dengan Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz.

Pertemuan berlangsung di kediaman Hamzah Haz di Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).

Hasto datang bersama Sekjen Bamusi Falah Amru serta sejumlah pengurus DPP PDIP.

Baca: Edhy Prabowo: Pidato Viktor Sudah Menyentuh Marwah Gerindra

Rombongan disambut langsung Hamzah Haz bersama politikus senior PPP Habil Marati.

Berita Rekomendasi

Hasto membawa oleh-oleh titipan dari Megawati berupa ayam goreng dan gudeg.

Tak hanya itu, Mega juga menitipkan bukunya yang berjudul 'Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat' serta 'Megawati dalam Catatan Wartawan Bukan Media Darling Biasa' kepada Hamzah Haz.

Hasto mengatakan, kedatangannya ke kediaman Hamzah Haz dalam rangka silaturrahmi dan menyampaikan salam dari Ketua Umum PDIP.

Presiden ke-5 RI Ibu Megawati mengingat kepemimpinan yang dibangun Megawati-Hamzah Haz merupakan representasi kondisi nasional kita yang sebenarnya.

"Jadi meski saat itu katakanlah pasangan Megawati-Hamzah dikawanin paksaan MPR tapi tali silaturrahim itu dibangun sangat baik sampai sekarang," katanya.

Bahkan menurut dia, Hamzah Haz mengatakan ketika mau mengambil keputusan dalam rapat kabinet politikus senior PPP tersebut pegang tangan Megawati.

Baca: Politikus NasDem: Pidato Victor Laiskodat Fakta Politik Bukan Provokasi

"Menunjukkan betapa kompaknya kepemimpinan itu. Lalu rapat bisa mengambil keputusan yang baik dan kompak," ujar Hasto.

Hasto menjelaskan, kekompakan Megawati dan Hamzah ketika menjadi pemimpin bangsa Indonesia juga menjadi kekuatan bagi negara.

Sebab ketika satu mengangkat alis saja dan ketika satu batuk saja, maka rakyat ikut batuk.

"Sangat disadari betapa pentingnya membangun soliditas dan persaudaraan di antara pemimpin nasional," jelas Hasto.

Hasto juga menyampaikan bahwa Ibu Mega sering bercerita dan menyampaikan bahwa Hamzah Haz adalah pakar politik anggaran.

Dalam pertemuan ini Hamzah menyampaikan keprihatinan karena tax ratio kita masih rendah.

Hamzah juga menuturkan nostalgia dengan Bung Karno dan ingat terinspirasi pidato Bung Karno yang menyatakan Indonesia adalah negara yang khas dan dibangun atas dasar Pancasila.

Pancasila juga dijalankan sangat baik.

Baca: Politikus PDIP: Victor Laiskodat Hanya Ajak Konstituen Tak Dukung Parpol Penolak Perppu Ormas

Misalnya prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dijalankan dengan adanya kementerian agama di mana seluruh perwakilan agama ada dalam satu naungan Kementerian Agama.

"Dalam pertemuan ini kami juga berbicara persahabatan dan silaturrahmi antar pemimpin sangat penting," kata Hasto.

Hasto mengatakan, dalam kepemimpinan harus ada suasana kebatinan yang sama dalam membangun negara.

"Jangan sampai nahkoda dan wakilnya punya agenda berbeda-beda sehingga negara bisa kehilangan arah. Kekompakan harus dijaga meskipun partainya berbeda," jelas Hasto.

Baca: Ketika Jokowi Lihat Lukisan Gambar Dirinya Sedang Minum Jamu

Hasto menuturkan Hamzah juga menyebut Megawati sebagai sosok yang kokoh dalam memegang prinsip.

Contohnya ketika mendukung Palestina untuk menjadi bangsa yang merdeka seluas-luasnya dan hal tersebut disampaikan dalam pidato PBB.

Kemudian saat Abu Bakar Baasyir mau diekstradisi, jelas Megawati menolak dilakukan ekstradisi tersebut.

Bahkan soal Irak, Megawati adalah tokoh negara yang mendukung kebebasan Irak sebagai negara Islam untuk lepas dari cengkraman negara asing.

"Ini semua menjadi contoh hubungan sangat kuat dan persaudaraan yang erat. Antara Ibu Mega dan Pak Hamzah dan antara Islam dan Nasionalis," katanya.

Teladan seperti ini harus dirawat dan dijaga dalam situasi kepemimpinan saat ini dan seterusnya.

Dalam benak Megawati, jelas Hasto, sosok Hamzah Haz adalah wapres dan tokoh negara yang sangat penting dalam masa reformasi.

Karena itu, Megawati memerintahkan semua kader PDIP untuk memberikan perhatian kepada pejabat negara seperti Hamzah Haz.

Dikatakan Hasto, dalam pertemuan ini Hamzah Haz juga menyampaiakan keperhatinan beliau karena bangsa Indonesia saat ini mengalani kondisi miskin akhlak dan miskin materi.

"Maka beliau mengusulkan agar BUMN memperhatikan aspek kesehatan masyarakat," katanya.

Kemudian pendidikan negara sebagai basis moral dan etika bisa diperbaiki.

Menurutnya, permasalahan saat ini terjadi akibat belum sinkronnya antara pendidikan moral dan budi pekerti sebagai modal untuk menjadi bangsa yang kuat dan tangguh.

Pada kesempatan sama, politikus senior PPP Habil Marati mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus memahami bahwa negara ini ada karena dibangun atas hasil koalisi kaum Islam dan Nasionalis.

Karena itu, pertemuan hari ini menjadi ajang menyegarkan tentang simbol dari tokoh Hamzah Haz dan Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden dan wakil presiden.

Padahal saat itu kondisi negara sangat sulit.

Tapi koalisi PDIP dan PPP dalam membangun bangsa Indonesia mampu melepaskan negara dari kondisi yang sulit itu.

"Jadi kalau sekarang ada yang bicara PDIP jauh dari Islam maka saya tegaskan dengan bukti, betapa simbol yang dibangun Ibu Mega dan Pak Hamzah Haz sudah menunjukkan bahwa Nasionalis dan Islam tidak bisa dipisahkan," jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa secara nyata dan kongkrit, Hamzah menceritakan bagaimana Megawati mengizinkan bahkan meminta agar Hamzah Haz sebagai wapres membuka acara FPI yang diadakah Habib Rizieq pertama kali di Ancol.

"Jadi sejak dulu Islam dan Nasionalis sudah bersama-sama dan negara kalau mau kuat maka koalisi Islam dan Nasionalis, antara PDIP dan PPP harus tetap dijaga. Tak bisa dipisahkan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas