Kisah Cut Nyak Dien di Sumedang Meski Tak Melihat Dapat Mengajar Mengaji Ibu-ibu
Apa saja yang dilakukan Cut Nyak Dien selama menghabiskan sisa hidupnya di Sumedang?
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Apa saja yang dilakukan Cut Nyak Dien selama menghabiskan sisa hidupnya di Sumedang?
Tribun Jabar mendatangi makam Cut Nyak Dien di Kompleks Pemakaman Gunung Puyuh, Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jumat (11/8/2017).
Dari penjaga makam, Dadan Kusumah (74), diperoleh informasi tentang kegiatan yang dilakukan Cut Nyak Dien selama di Sumedang.
Dilansir dari data Forum Keluarga H Husna Bin Sanusi, keluarga pengurus Cut Nyak Dien selama di Sumedang, wanita tangguh asal Aceh itu sempat dititipkan pada orang lain sebelum dirawat oleh KH Sanusi.
Pangeran Suriaatmadja, Bupati Sumedang kala itu, yang menerima Cut Nyak Dien di Sumedang, menyerahkan perawatan Cut Nyak Dien pada KH Sanusi, yang merupakan Ulama Masjid Agung Sumedang.
Tetapi karena kediaman KH Sanusi sedang dalam perbaikan, Cut Nyak Dien sempat dititipkan di kediaman H Ilyas sekitar dua hingga tiga minggu.
"Setelah rumah KH Sanusi diperbaiki, barulah Cut Nyak Dien tinggal di rumah KH Sanusi yang terletak di daerah Kaum, belakang Masjid Agung Sumedang," ujar Dadan Kusumah.
Ketika Cut Nyak Dien baru berada di Sumedang, tidak banyak masyarakat yang tahu latar belakang pahlawan wanita tersebut.
Selain segelintir petinggi di Sumedang, masyarakat awam hanya tahu Cut Nyak Dien sebagai wanita renta yang berasal jauh dari pulau di seberang lautan.
Meski telah renta, kemampuan Cut Nyak Dien menghapal Alquran tidak berkurang.
Walau matanya sudah tidak bisa melihat, Cut Nyak Dien masih dapat memberikan pelajaran mengaji pada ibu-ibu yang tinggal di sekitar Kaum.
Karena kemampuan mengaji dan dalamnya ilmu agama yang dimiliki Cut Nyak Dien, masyarakat sekitar memberi julukan pada pahlawan wanita itu.
Julukan yang diberikan pada Cut Nyak Dien adalah Ibu Perbu atau Ibu Ratu, yang dapat diartikan juga sebagai ibu suci.
Selama di Sumedang, semua keperluam Cut Nyak Dien diperhatikan oleh Bupati Sumedang, Pangeran Suriaatmadja.
Ini dikarenakan Cut Nyak Dien tidak mau menerima pemberian dalam bentuk apapun dari pemerintah Belanda.
Penulis: Seli Andina Miranti