Novel Baswedan Sampaikan 6 Poin Kekecewaannya Saat Diperiksa Penyidik Polri di Singapura
Dalam pemeriksaan tersebut, Novel menyatakan kekecewaannya terhadap proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan telah selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya, Senin (14/8/2017) pukul 17.00 sore waktu Singapura.
Dalam pemeriksaan tersebut, Novel menyatakan kekecewaannya terhadap proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian.
Pertama, karena polisi tidak melindungi dan menjaga para saksi kunci.
Perlindungan ini sangat dibutuhkan oleh para saksi agar dapat memberikan keterangan dengan baik dan aman.
Kedua, Novel menilai jika penyidik terlalu terburu-buru dalam mempublikasikan penyelidikannya sehingga terkesan menutupi pihak-pihak tertentu.
“Hal ini terkait orang yang memata-matai saya di depan rumahnya, yang polisi sebut sebagai mata elang. Padahal banyak orang menceritakan tidak demikian dan diantara orang tersebut ada yang berupaya masuk ke rumah saya dengan berpura-pura ingin membeli gamis laki-laki,” kata Novel, dalam keterangan tertulisnya.
Ketiga, Novel kecewa pada pihak kepolisian yang tidak berhasil menemukan sidik jari pada cangkir yang digunakan untuk menyirah air keras ke wajahnya.
Padahal sidik jari itu sangat penting untuk menguak identitas pelaku penyerangan.
Keempat, Novel kecewa karena pihak keluarganya tidak mendapat Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP).
Seolah-seolah penyidik menjaga jarak dengan pihak keluarga Novel.
Novel juga pernah memberikan foto indikasi pelaku kepada Kapolda Metro Jaya saat itu, Muhammad Iriawan, dan Direktur Kiriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Rudy Heryanto pada 19 April 2017.
Baca: Pemeriksaan Novel Baswedan di Singapura Hanya Hari Ini
Foto tersebut didapatkan dari seorang anggota Densus 88 yang melakukan investigasi.
Anggota Densus tersebut kemudian memberikan foto itu kepada Novel.
Novel lalu meminta adiknya untuk memperlihatkan foto itu kepada orang-orang disekitar lokasi kejadian.
Ternyata banyak orang yang mengenali foto tersebut dan meyakini bahwa orang tersebut adalah pelaku pengintaian dan penyerangan kepada Novel.
Novel didampingi dua Pimpinan KPK
Diberitakan di Kompas.com, dua pimpinan KPK yakni Ketua Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang turut serta menemani Novel Baswedan saat diperiksa oleh penyidik Polri di Singapura.
"Ada Ketua KPK dan Wakil Ketua KPK Pak Saut Situmorang," kata Febri, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Selain itu, tim dari Biro Hukum KPK juga turut menemani Novel.
Febri menuturkan, pemeriksaan kepada Novel berlangsung sejak pukul 10.00 waktu Singapura.
Febri meyakini jika Novel akan menjelaskan segala hal yang ia ketahui tentang kasus penyerangan yang dialaminya tersebut.
Soal sketsa pelaku yang dibawa oleh penyidik Polri, Febri menduga jika Novel tidak akan mengenalinya.
Karena saat itu Novel tidak melihat wajah pelakunya.
"Karena kalau diperlihatkan misalnya pihak yang diduga pelaku, Novel juga tidak bisa konfirmasi ya atau tidak," ujar Febri.
Febri berharap adanya titik terang dalam kasus yang menimpa rekannya di KPK ini.
"Tentu kita berharap nanti ada titik terang setelah proses pemeriksaan ini. Meskipun sebenarnya pemeriksaan korban kalau kata KUHAP itu bukan syarat mutlak ditemukan pelaku atau tidak," ujar Febri.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)