Di Hari Kemerdekaan, Prabowo Subianto Sebut Akan Bela Wartawan Karena Gajinya Kecil
"Keliatan dari muka kalian. Muka kalian keliatan gak belanja di mall. Betul ya? Jujur jujur. Kita ini membela kalian,"
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang unik saat sesi tanya jawab wartawan dengan ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto usai upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke 72 di Kampus Universitas Bung Karno, Jalan Kimia 20, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Kamis, (17/8/2017).
Selain tidak mau membicarakan politik praktis di hari kemerdekaan, Prabowo menebak gaji wartawan saat ditanya mengenai makna HUT RI bagi dirinya.
Baca: Prabowo Subianto Enggan Komentar Soal Politik di Hari Kemerdekaan
Saat ditanya makna hari kemerdekaan tersebut, Prabowo menjawab memaknai hari kemerdekaan dengan membela seluruh rakyat, termasuk wartawan yang gajinya kecil.
"Kita belain para wartawan. Gaji kalian juga kecil kan?" tanya Prabowo kepada wartawan di pelataran gedung UBK tempat sesi tanya jawab berlangsung.
Prabowo mengaku menebak gaji wartawan kecil karena terlihat dari tampangnya.
Baca: Projo Ajak Komponen Bangsa Ikut Aktif Bantu Pemerintahan Jokowi Wujudkan Makna Kemerdekaan
Menurut prabowo tampang-tampang wartawan tidak bisa belanja di mall.
"Keliatan dari muka kalian. Muka kalian keliatan gak belanja di mall. Betul ya? Jujur jujur. Kita ini membela kalian," katanya.
Karena itu, dalam memaknai kemerdekaan RI, dirinya terus berjuang untuk membela rakyat.
Menurutnya Indonesia merupakan negara kaya dan besar.
Baca: Novel Baswedan Selesai Jalani Operasi Besar, Ini Kata Sang Istri
"Kita negara kaya, sejahtera, tapi tadi, dari dulu bukan kita yang ke Belanda sana, tapi Belanda datang ke sini. Selalu sumber alam kita mau diambil, dikuras. Kita kasian sama kalian gak bisa belanja di mall, jadi kita berjuang buat kalian," kata Prabowo sambil tersenyum.
Selain itu, dalam memaknai hari kemerdekaan, Prabowo mengimbau kepada para pemimpin agar tidak mudah dipecah belah.
Para pemimpin jangan mau terpancing hal kecil sehingga kemudian menjadi masalah besar.
"Mereka tidak suka ada bangsa sebesar ini yang hidup bersatu rukun. Kita selalu diadu domba, dipecah belah," katanya.