Politisi PKS Aboebakar Alhabsy: Cita-cita Kemerdekaan Sebenarnya
Harapan saat memperingati Kemerdekaan sebenarnya tidaklah muluk.Masyarakat hanya ingin hidup berkecukupan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Harapan saat memperingati Kemerdekaan sebenarnya tidaklah muluk. Masyarakat hanya ingin hidup berkecukupan, sembako dengan harga terjangkau dan mereka mampu membelinya.
"Rendahnya daya beli saat ini sepertinya satu indikator kita belum merdeka dari sisi ekonomi. Jangan sampai tarif TDL melambung tinggi, susu tak terbeli, orang pintar cabut subsidi, akhirnya banyak bayi kurang gizi," ungkap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy, Kamis (17/8/2017).
Ditegaskan, kemerdekaan berarti juga kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi. Inilah yang seharusnya membedakan zaman kemerdekaan sekarang dengan zaman penjajahan.
"Jika ada rakyat yang memberikan kritik, dikit-dikit ditangkap, dikit-dikit di pidana, jika terjadi kondisi seperti ini tentunya masyarakat akan bertanya, apa bedanya dengan zaman Belanda," sindir Aboebakar.
"Karennya kita harus menjaga kemerdekaan rakyat untuk berserikat dan mengeluarkan pendapat. Hal ini adalah persoalan prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," lanjutnya.
Cita-cita kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena bangsa Indonesia sudah memiliki konsensus dengan memberikan anggaran 20 persen untuk pendidikan.
Hal ini, sambung Aboebakar, untuk memberikan jaminan pendidikan murah untuk masyarakat. Harapannya, tentu tidak ada lagi masyarakat yang tidak dapat mengakses pendidikan.
Semua warga dimanapun harus dapat layanan pendidikan dari pemerintah, karena selama ini anggaran sudah disiapkan dengan baik.
Ciri kemerdekaan yang lain adalah adanya layanan kesehatan yang melindungi masyarakat," Aboebakar mengingatkan.
Ditegaskan, jaminan kesehatan adalah bentuk perlindungan pemerintahan yang berdaulat untuk warga negaranya. Dengan jaminan tersebut, fungsi negara akan terlihat dalam menjalankan tugasnya dalam menjaga kesehatan bangsa Indonesia.
Menurutnya, usia kemerdekaan yang menginjak 72 tahun seharunsya membawa negara ini semakin dewasa dalam merawat bangsa.
Berbagai pengalaman hidup selama ini mengajarkan bagaimana mempertahankan kemerdakaan, baik penyerangan dari pihak luar seperti penyerangan sekutu di Surabaya saat perjuangan dulu.
Maupun, imbuh Aboebakar saat pengkhianatan dari dalam seperti yang terjadi tahun 1965, itu semua adalah pengalaman hidup yang mendewasakan bangsa ini.