Ruangannya Disegel KPK, Ini Profil Dirjen Hubla Kemenhub yang Diduga Terjaring OTT
Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla) Kemenhub, TB disebut-sebut ikut diamankan KPK
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
Namun, Hengki enggan menjawab, ketika ditanya siapa pejabat yang terjaring OTT. Pihaknya kini sedang menunggu pernyataan resmi dari KPK mengenai penangkapan tersebut.
"Kami masih menunggu statement resmi dari KPK," tutur dia.
Terpisah, terkait informasi adanya OTT tersebut, juru bicara KPK Febri Diansyah telah membenarkannya. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemeriksaan intensif guna menentukan status hukum pihak yang ditangkap.
“Kami konfirmasi, benar ada OTT lagi yang dilakukan KPK di Jakarta kemarin malam. Ada sejumlah uang yang kita amankan. Ada yang USD, SGD dan mata uang asing lain serta rupiah, ada penyelenggara negara yang kitaa mankan,” jelas Febri.
Profil
Diketahui, TB dilantik sebagai Dirjen Hubla oleh Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan pada Senin malam (16/5/2016) pukul 19.00 WIB setelah melalui serangkaian proses assessment.
Di tahun 2015, TB yang lahir di Pekalongan 13 Juli 1958 ini pernah diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Transportasi, dengan tugas memberi telaahan kepada Menteri Perhubungan dalam bidang logistik, multimoda, dan keselamatan.
Alhasil perannya begitu besar untuk ikut berkontribusi memajukan sektor transportasi di Indonesia. Selain itu, TB juga pernah menjabat sebagai Direktur Pelabuhan dan Pengerukan (2015) dan Direktur Kenavigasian (2012 – 2015).
Kiprahnya di sektor perhubungan laut tidak perlu diragukan, dia dipercaya untuk menjadi seorang kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut khususnya di bidang kenavigasian.
Tercatat TB pernah menjadi Kepala Distrik Navigasi Kelas I Samarinda (2010 – 2012), dan Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya (2009 – 2010).
Lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, jurusan Teknik Geodesi ini mengawali kariernya di Kementerian Perhubungan pada tahun 1986.
Saat kejadian jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan perairan Selat Karimata menjelang akhir tahun 2014 lalu, Antonius Tonny Budiono, yang bertindak selaku Koordinator Tim Operasi SAR di Kapal KN Jadayat berhasil menemukan black box (kotak hitam) pesawat AirAsia QZ8501.