Duit Suap Keruk Pelabuhan Diduga Sering Dipakai untuk 'Jajan' PSK? Ini Jawaban Dirjen Hubla
Tonny diduga kerap menggunakan kartu-kař ATM pemberian pengusaha itu untuk "jajan" PSK dan pembayaran sewa kamar beberapa hotel.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
Uang lebih Rp20 miliar itu didapatnya karena telah membantu para pengusaha "membereskan" para mafia yang kerap mengganggu perizinan dan proyek kemaritiman, termasuk proyek infrstruktur pelabuhan.
Lantas, Tonny mengaku hilaf sampai menerima uang sebanyak itu yang diakuinya telah melanggar hukum.
Ia menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kesalahannya menerima suap ini.
Tonny membantah sebagian dana suap di empat kartu ATM itu telah digunakannya untuk keperluan anaknya.
Ia mengaku keempat kartu ATM selalu ada di dirinya dan digunakan untuk keperluan pribadi.
Meski begitu, dia membantah sebagian dana dari empat kartu ATM itu sering digunakan untuk membayar jasa PSK dan biaya sewa hotel.
"Enggak, enggak. Kamu kata siapa," jawab Tonny saat dikonfirmasi Tribun.
Tonny hanya mengaku, sejumlah dana suap dari para pengusaha telah digunakannya untuk kegiatan sosial.
Dan terakhir sisa dana pemberian dari para pengusaha tersisa Rp18,9 miliar di dalam 33 ransel dan koper.
"Saya tujuannya (penggunaan uang) untuk operasional. Kadang-kadang saya ada kebutuhan untuk yatim piatu saya nyumbang, kemudian juga saya nyumbang untuk perbaiki gereja rusak. Terus, ada juga untuk sekolahan rusak," kata dia.
"Saya nyumbang untuk kebutuhan kebutuhan sosial," imbuhnya.
Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengakui ada sejumlah transaksi yang dilakukan oleh Tonny dengan menggubakan keempat kartu ATM itu.
"Saya belum mendapat informasi resmi atau rinci perihal penggunaan keempat kartu ATM itu," kata Febri.
Antonius Tonny Budiono diangkat menjadi Dirjen Hubla semasa Menteri Perhubungan Ignatius Jonan. Pria 59 tahun akan pensiun pada tahun depan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.