Tak Hanya Uang Rp20,74 Miliar, 'Rumah Hantu' yang Ditempati Dirjen Hubla Juga Simpan Keris dan Akik
Sepi dan kumuh. Itulah kesan yang muncul saat melihat Mess Perwira Bahtera Suaka, Jakarta Pusat.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Anita K Wardhani
Rumah berada di tengah-tengah berdampingan dengan rumah lainnya. Namun, rumah di sisi kanan dan kiri maupun di bagian depan tidak ada orang yang menempati. Rumah susun itu terdiri dari tiga lantai.
Ketua RT/RW 004/01 Kelurahan Gunung Sahari, Suroto, mengatakan setiap Senin sampai Jumat, ATB, tinggal di rumah dinasnya itu.
Sementara, pada hari Sabtu, dia ke rumah pribadi di Bintaro, tinggal bersama anak-anaknya.
Namun, warga sekitar jarang bertemu dengan ATB. Hal ini karena, dia terkadang pulang ke rumah pada malam hari, tetapi juga terlihat oleh warga pada siang hari.
Kepada warga, dia beralasan sibuk bekerja sehingga terlihat jarang di rumah.
Terutama lima bulan terakhir setelah istrinya, Sri Lasmani, meninggal dunia karena sakit.
Praktis, selama beberapa bulan ini, dia tinggal seorang diri di tempat itu. Untuk kendaraan operasional, dia lebih memilih naik taksi.
"Senin malam sampai Jumat malam di sini. Sabtu di rumah Bintaro. Pulang kadang sore kadang malam. Pernah saya ketemu jam 12 malam," tutur Suroto.
Selama tinggal di tempat itu sejak 1986, dia mengenal ATB sebagai orang baik dan dermawan.
Dia tak menaruh curiga kepada ayah dua orang anak itu. Tetapi, ada satu kejanggalan, di mana ATB meminta supaya tak menerima tamu di rumah.
"Saya tidak tahu. Pak Toni tidak mau menerima tamu di rumah," kata dia.
KPK Temukan Keris dan Batu Akik
Untuk mencari barang bukti tambahan terkait kasus suap, penyidik KPK menggeledah kembali kediaman ATB.
Menurut Suroto, sebanyak delapan petugas KPK didampingi aparat kepolisian menggeledah tempat itu pada Jumat sekitar pukul 05.00 WIB.
Sebelum penggeledahan dilakukan, dia bersama para penyidik sempat melaksanakan ibadah Shalat Subuh berjamaah di musala yang letaknya tidak jauh dari kediaman ATB.