PBNU: Kehidupan Muslim Rohingya Tidak Melawan Pemerintah Myanmar
Ia pun menjelaskan bahwa dirinya pernah mendengar kehidupan para muslim Rohingya yang tidak pernah melakukan tindakan melanggar
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyebut tindakan pembantaian yang dilakukan oleh tentara Myanmar terhadap muslim Rohingya masuk dalam kategori kejahatan kemanusiaan.
Ia pun menjelaskan bahwa dirinya pernah mendengar kehidupan para muslim Rohingya yang tidak pernah melakukan tindakan melanggar atau melawan negara.
"Bisa (dianggap kejahatan kemanusiaan) dong, saya pernah mendengar, mereka (muslim Rohingya) itu hidupnya nggak macam-macam, nggak ada gerakan politik," ujar Said, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9/2017).
Said Aqil menambahkan, para muslim Rohingya hidup secara normal, mereka tidak ikut gerakan politik atau melakukan oposisi dan menentang pemerintah.
"Kalau misalnya di negara lain ada gerakan politik, ini nggak, (muslim Rohingya) nggak pernah aneh-aneh, (nggak pernah) melawan pemerintah, mengadakan oposisi, nggak," tegas Said Aqil.
Baca: Arus Balik Libur Idul Adha Tol Cikarang Utama Diprediksi Naik 25 Persen
Tentunya menurutnya kehidupan muslim Rohingya berbeda dengan gerakan pemberontakan yang ada di negara lain, satu diantaranya di Filipina Selatan.
"Lain situasi misalkan Filipina Selatan atau Pattani (wilayah) Thailand," kata Said Aqil.
Ia pun menilai pemicu terjadinya pembantaian secafa besar-besaram terhadap muslim Rohingya karena pihak Myanmar menganggap etnis tersebut bukan merupakan penduduk asli Myanmar.
Pemicunya apa?
"Saya kira (tentara Myanmar) menganggap mereka (Rohingya) bukan asli Myanmar, maka susah untuk mendapat pengakuan," kata Said Aqil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.