Prosesi Panggih Pertanda Sah Bertemu Keluarga Buwas dengan BG
Prosesi 'Panggih' terdiri dari beberapa prosesi seperti galangan, tandur, timbangan, tanam, hingga rujak degan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Setelah menjalani prosesi akad nikah, kedua mempelai Nindya Nur Prasasti dan Mochamad Hervianto Widyatama didampingi kedua orangtuanya melakukan prosesi 'Panggih'.
Proses 'Panggih' sendiri merupakan prosesi adat Solo, Jawa Tengah yang menjadi daerah asal istri Budi Gunawan, Susilawati Rahayu.
Dalam adat prosesi Jawa, 'Panggih'diartikan sebagai pertemuan.
Prosesi 'Panggih' terdiri dari beberapa prosesi seperti galangan, tandur, timbangan, tanam, hingga rujak degan.
Kedua mempelai harus melakukan prosesi melempar atau banyak yang berisi daun sirih, kapur sirih, dan lainnya.
Baca: PBNU: Kehidupan Muslim Rohingya Tidak Melawan Pemerintah Myanmar
Pada sesi timbangan, Budi Waseso harus memangku kedua mempelai, Nindya Nur Prasasti dan Mochamad Hervianto Widyatama dan ditanya oleh pembaca acara, mana yang lebih berat.
"Sama beratnya. Tidak ada bedanya," ujar Budi Waseso sambil tersenyum.
Timbangan yang sama beratnya diartikan, Budi Waseso (Buwas) memiliki kasih sayang yang sama kepada keduanya, baik pada Nindya Nur Prasasti anak kandungnya dan Mochamad Hervianto Widyatama sebagai mantunya.
![Prosesi sungkeman menjadi bagian akhir proses adat Solo 'Panggih' acara pernikahan Putra Putri Buwas-BG, Sabtu 2/9/2017), di Hotel Bidakara.](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pernikahan-jenderal-nih11_20170902_134446.jpg)
Selanjutnya dilanjutkan dengan prosesi tandur dan rujak degan, yakni meminum air dari poci.
Prosesi 'Panggih' diakhiri dengan prosesi sungkeman kepada kedua orang tua.
Rencananya Resepsi pernikahan keduanya akan dilaksanakan pada Minggu, 3 September 2017, di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.