Jokowi: Jangan Cuma Budidaya, Petani Baiknya Juga Kembangkan Agrobisnis
Presiden RI Joko Widodo menginginkan seluruh petani di Indonesia untuk berkorporasi agar mendapatkan keuntungan besar dari hasil produk pertanian.
Editor: Content Writer
Presiden RI Joko Widodo menginginkan seluruh petani di Indonesia untuk berkorporasi agar mendapatkan keuntungan besar dari hasil produk pertanian yang akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan mereka.
Jokowi mengatakan, saat ini para petani masih berkutat pada sektor budidaya padahal keuntungan yang paling besar ada pada proses bisnis atau agrobisnisnya.
Hal itu disampaikan Jokowi saat berorasi ilmiah pada sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-54.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) turut hadir pada acara yang digelar di Graha Widya Wisuda kampus IPB Dramaga Bogor, Rabu (06/09/2017).
"Keuntungan yang besar itu ada pada proses agrobisnis nya bukan pada budidaya, paradigma inilah yang harus diubah dan ini akan menjadi fokus kita kedepan," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan, PT BUMR (Badan usaha Milik Rakyat) Pangan yang ada di Desa Sukaraja Kabupaten Sukabumi telah berhasil mensejahterakan 1253 petani yang sudah bergabung di perusahaan tersebut.
"Minggu yang lalu saya ke Sukabumi saya ingin mencari apakah sudah ada korporasi petani ternyata ada namanya PT BUMR Pangan. Ini adalah korporasi petani yang dikorporasikan antara petani-petani yang ada bukan tanah-tanah yang ada," ucapnya.
Ada empat program unggulan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yaitu pemberian pinjaman tanpa bunga kepada petani yang sudah menjadi anggota, dibayar panen Gabah Kering Panen (GKP), pendampingan petani dan asuransi gagal panen (puso).
"Saya sangat menghargai cara-cara modern mengkorporasi petani seperti itu, saya kira petani kita harus mencontohnya, kalau di Sukabumi bisa kenapa di daerah lain tidak bisa", harapnya.
Jokowi optimistis IPB memiliki kemampuan untuk menyiapkan petani-petani kearah itu dan mampu membuat membuat aplikasi-aplikasi modern pertanian agar mampu bersaing dengan negara-negara lain.
"Saya memiliki keyakinan IPB memiliki kemampuan untuk itu. Aplikasi-aplikasi yang modern juga harus disiapkan, bagaimana memberikan drone, google earth, pakai semuanya, tanpa itu sulit rasanya kita bersaing dengan negara-negara lain," tutur Jokowi.
Dalam Dies Natalis IPB ke-54 yang dihadiri pula Menko PMK Puan Maharani, Menristekdikti M Nassir dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini Jokowi berpesan, IPB untuk terus kerjasama dengan pemerintah dan tak berhenti melahirkan inovasi baru.
"Terus turun ke lapangan membantu mewujudkan kemandirian petani Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani, selamat hari lahir IPB yang ke-54," ucap Jokowi.
Sementara itu, Rektor IPB Herry Suhardiyanto berharap pada dies natalis IPB ke-54 ini para pemangku kebijakan menempatkan isu dan persoalan pertanian serta pangan menjadi fokus bersama demi terwujudnya kemajuan bangsa.
"Kami juga siap melahirkan ide, karya dan inovasi dalam upaya mengembangkan pertanian Indonesia dan mewujudkan sistem pertanian yang tangguh," ujarnya.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, IPB dituntut untuk memberikan solusi berbagai masalah yang dihadapai bangsa khususnya di bidang pertanian. Oleh karena itu, IPB telah menetapkan agenda riset yang meliputi pangan, energi, ekologi, penanggulangan kemiskinan dan biomedis.
"Sebagai perguruan tinggi terkemuka IPB selalu berkomitmen menghasilkan inovasi yang berguna, ini karena inovasi terbukti menjadi penggerak perekonomian di banyak negara," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Rektor IPB menyerahkan benih bibit padi unggul jenis IPB3S kepada Gubernur Jabar, Gubernur Aceh, Bupati Banggai dan Bupati Merauke yang akan dikembangkan di daerahnya masing-masing. Benih padi unggulan yang sulit dimasuki hama, produktif dan hemat air ini merupakan hasil karya inovasi mahasiswa IPB dan saat ini sudah memasuki tahap diseminasi kepada masyarakat. (*)