5 Fakta Gunung Kemukus yang Misterius, Lautan Manusia Bercinta di Alam Terbuka Demi Ngalap Berkah
Gunung yang tak begitu tinggi ini selalu menjadi tujuan para peziarah yang ramai-ramai datang dimalam-malam tertentu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Gunung Kemukus menyimpan misteri dan kontroversi yang tak pernah habis untuk digali.
Gunung yang tak begitu tinggi ini selalu menjadi tujuan para peziarah yang ramai-ramai datang dimalam-malam tertentu.
Konon para peziarah datang ke Gunung Kemukus untuk mencari kekayaan dan kemuliaan.
Benarkah kabar tersebut, berikut ini faktanya.
1. Ritual di gunung kemukus
Para peziarah yang datang ke Gunung yang terletak di desa Soko, Pendem, Kecamatan Sumberlawang, kabupaten Sragen ini mayoritas bertujuan untuk mencari berkah.
Ritual yang dilakukan di kawasan tersebut juga cenderung sama dengan beberapa daerah-daerah yang disakralkan lainnya, seperti Gunung Muria, Gunung Kawi dan Gunung Jati.
Baca: Sumber Uang Suap untuk Ketua DPRD Banjarmasin Berasal dari Rekanan PDAM Bandarmasih
Para peziarah diharuskan untuk 'nyekar' mendatangi sebuah makam yang dianggap merupakan makam dari orang sakti pada masa hidupnya.
Selain itu, disekitar makam juga terdapat sumber mata air.
Para peziarah juga diwajibkan untuk mandi di sumber mata air tersebut.
Setelah itu para peziarah bisa langsung melakukan ritual atau menyepi di kawasan tersebut.
2. Bersemayam Pangeran Samudra
Makam yang dikunjungi oleh para peziarah di Gunung Kemukus didalamnya bersemayam jasad dari Pangeran Samudra.
Menurut cerita di sekitar kawasan tersebut, Pangeran Samudra adalah pangeran dari Kerajaan Demak.
Namun Pangeran Samudra justru jatuh cinta pada ibunya sendiri, yakni R.A. Ontrowulan.
Akibatnya, Pangeran Samudra diusir oleh ayahnya sendiri dari kerajaan.
3. Legenda Pangeran Samudra dengan Ibunya
Setelah diusir ayahnya dari kerajaan, Pangeran Samudra kemudian mengembara.
Pengembaraannya berakhir di Gunung Kemukus dan meninggal di lokasi tersebut dalam keadaan merana.
R.A. Ontrowulan yang kemudian menyusul Pangeran Samudra juga meninggal di Gunung Kemukus.
Sebagai lambang cinta mereka, Pangeran Samudra dan R.A. Ontrowulan dimakamkan dalam satu liang lahat.
4. Tak hanya satu versi cerita
Banyak versi cerita yang mengisahkan mengenai Pangeran Samudra yang jatuh cinta kepada ibunya.
Cerita lainnya bahkan lebih seru dan dramatis.
Misalnya cerita yang menyebutkan bahwa Pangeran Samudra dan R.A. Ontrowulan bertemu di kemudian hari di kawasan Gunung Kemukus.
Keduanya lantas tak bisa lagi menahan rasa rindu setelah lama tak bertemu.
Mereka kemudian melakukan hubungan seperti layaknya suami istri.
Namun aksi ibu dan anak ini keburu dipergoki oleh warga dan kemudian dibunuh.
Sebelum ajal menjemput, Pangeran Samudra sempat berujar, bahwa siapa yang bisa melanjutkan hubungan intim mereka, maka segala permintaannya akan terkabul.
Tidak ada yang tahu pasti, cerita mana yang merupakan fakta.
Namun cerita yang terkahir inilah yang sering terdengar di kawasan Gunung Kemukus.
5. Sarung-sarung berisi manusia berserakan
Cerita dari Gunung Kemukus ini kemudian menyebar ke berbagai daerah.
Para peziarah yang ingin mencari berkah berbondong-bondong datang untuk melanjutkan ritual sesuai dengan cerita legenda Pangeran Samudra.
Mereka melakukan hubungan badan dengan lawan jenis, namun harus bukan dengan istri atau suami sendiri.
Hal inilah yang membuat ritual di Gunung Kemukus lain daripada tempat keramat lainnya.
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya, ada ratusan pasang peziarah, di tengah alam terbuka, beramai-ramai melakukan hubungan intim secara massal.
Tim Intisari yang melakukan investigasi di Gunung Kemukus bahkan tak bisa leluasa melangkahkan kaki di kawasan tersebut karena padatnya peziarah yang melakukan ritual hubungan seksual di alam terbuka.
Seolah tiap jengkal tanah di bawah pepohonan di seputar lereng Bukit Kemukus ditutup habis oleh tubuh ratusan pasang pria-wanita ynng tidur bergulung dalam satu sarung.
Kalau tak hati-hati melangkah, kaki bisa tersandung sarung yang berisi pasangan yang sedang asyik bercinta.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.