Jokowi Tetap Kirim Bantuan ke Myanmar Meski Dikritik Pencitraan
Pemerintah RI kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi dari Rakhine State di perbatasan Myanmar-Bangladesh.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Pemerintah RI kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi dari Rakhine State di perbatasan Myanmar-Bangladesh.
Direktur Tanggap Bencana BNPB Junjungan Tambunan dalam keterangan Biro Pers, Media dan Sekretariat Presiden, Sabtu (16/9/2017) menyampaikan, pengiriman bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia akan terus berlanjut mengingat masih banyak pengungsi yang belum mendapatkan bantuan.
"Belum cukup. Walaupun ada juga bantuan-bantuan dari negara-negara lain," kata Junjungan.
Junjungan mengungkapkan, bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia untuk para pengungsi Rakhine State yang ada di perbatasan Bangladesh dan Myanmar telah mencapai 54 ton.
Diketahui, Pesawat Hercules A 1319 dan A 1316 yang membawa bantuan itu tiba siang ini, Sabtu (16/9/ 2017) di Bandara Internasional Shah Amanat, Chittagong, Bangladesh.
Kedua pesawat tersebut membawa bantuan kemanusiaan seberat 19, 8 ton, yang terdiri dari 10 ton beras, makanan siap saji, lampu, tenda, dan selimut.
Baca: Bantuan Indonesia 54 Ton Belum Cukup, Pengiriman akan Terus Berlanjut
Sementara itu, Eka Wiediyantiningsih, perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangladesh mengatakan bahwa bantuan dari Indonesia sudah tiba di Kota Coxs Bazar, kota terdekat dengan daerah pengungsi Rakhine State.
"Untuk penyalurannya, itu kita serahkan kepada pemerintah setempat, pemerintah daerah bekerja sama nanti dengan organisasi-organisasi internasional," ujar Eka.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, meminta masyarakat memperkuat diri agar dapat membantu etnis Rohingya yang mengalami penindasan oleh pemerintah Myanmar.
Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam orasinya pada aksi Bela Rohingya 169 yang digelar di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Dia mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia sudah memiliki banyak hutang sehingga tidak mempunyai kekuatan.
Baca: Pantun Bagi Dong Sepedanya Mahasiswa UMB, Jokowi pun Batal Berikan Pertanyaan
"Kita harus memperkuat diri supaya orang dengar kita bicara. Terus terang saja negara kita sedang dalam keadaan tidak punya uang karena kuat utang. Kekayaan kita bocor kita tidak bisa jaga kekayaan kita sendiri," seru Prabowo.
Mantan Danjen Koppasus ini percaya kalau Indonesia kuat, maka dapat membantu etnis Rohingya. Prabowo bahkan mengkritik bantuan pemerintah yang menurutnya, hanya untuk pencitraan.
"Percaya sama saya, kalau kita kuat kaum Rohingya kita bantu. Kalau pun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang," kata Prabowo.