Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar: Kritik Pemerintah Pencitraan, Prabowo Mulai ''Start The Engine'' 2019

Saat itu, Prabowo mengatakan bantuan Pemerintah Indonesia kepada pengungsi Rohingya hanya pencitraan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pakar: Kritik Pemerintah Pencitraan, Prabowo Mulai ''Start The Engine'' 2019
Repro/KompasTV
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berorasi saat menghadiri aksi bela Rohingya yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah mulai menyalakan mesin kompetisi Pilpres 2019 saat pernyataannya dalam Aksi Bela Rohingya di Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Saat itu, Prabowo mengatakan bantuan Pemerintah Indonesia kepada pengungsi Rohingya hanya pencitraan.

"Nampaknya Prabowo mulai "start the engine" mau mulai kompetisi ya," ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Senin (18/9/2017).

Hanya saja, dia mengingatkan kepada Prabowo Subianto untuk memilah-milah isu.

Takutnya, jika tak begitu, imbuhnya, mesin kompetisi yang dinyalakan lebih awal yakni pada saat sekarang, akan padam geloranya sebelum pertandingan sesungguhnya dimulai 2019 mendatang.

"Sebaiknya beliau hati-hati pilih isu, kalau tidak bisa bisa mesinnya dingin lagi sebelum pertandingan dimulai," kata Hendri Satrio.

Menurutnya, selain kritikan terhadap pemerintah berkuasan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), juga harus disertai dengan apresiasi kepada Istana telah memberikan bantuan kemanusiaan terhadap warga etnis Rohingya, yang tengah menghadapi tekanan militer di Myanmar.

Berita Rekomendasi

"Karena dalam memberikan bantuan pasti didasari oleh niat baik," tegasnya.

Baca: Tak Mau Panggil Paksa, Pansus Angket Sebut KPK Rugikan Rakyat Jika Tak Hadir

Sebaliknya, bagi pemerintahan Jokowi-JK, imbuhnya, kritikan Prabowo ini harus bisa menjadi tantangan bagi Istana untuk membuktikan kesungguhan dalam menolong Rohingya.

"Istana juga tidak perlu kuping tipis menghadapi kritikan ini dan harus fokus pada janji pengiriman bantuan selanjutnya ," ujarnya.Sebelumnya, Prabowo Subianto, meminta masyarakat memperkuat diri agar dapat membantu etnis Rohingya yang mengalami penindasan oleh pemerintah Myanmar.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam orasinya pada aksi Bela Rohingya 169 yang digelar di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).

Dirinya mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia sudah memiliki banyak hutang sehingga tidak mempunyai kekuatan.

"Kita harus memperkuat diri supaya orang dengar kita bicara. Terus terang saja negara kita sedang dalam keadaan tidak punya uang karena kuat utang. Kekayaan kita bocor kita tidak bisa jaga kekayaan kita sendiri," seru Prabowo.

Mantan Danjen Koppasus ini percaya kalau Indonesia kuat, maka dapat membantu etnis Rohingya.

Prabowo bahkan mengkritik bantuan pemerintah hanya untuk pencitraan.

"Percaya sama saya, kalau kita kuat kaum Rohingya kita bantu. Kalau pun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang," kata Prabowo.

Prabowo meminta kepada umat Islam untuk menebar kedamaian Islam. Dengan begitu Islam akan dihormati dan disegani seluruh dunia.

"Kalau mereka menindas kaum muslim, kita tunjukkan kita beri keamanan. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak bisa lemah bantu lemah, miskin bantu miskin. Sejuk tidak berarti jadi kambing, sejuk tidak berarti dibohongin terus menerus," papar Prabowo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas