Dokter Kesehatan Jiwa Dorong Hotline Service untuk Turunkan Angka Gangguan Jiwa
ejumlah dokter kesehatan jiwa mendorong Kementerian Kesehatan untuk membuat layanan "hotline services" atau bimbingan psikologis cepat
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah dokter kesehatan jiwa mendorong Kementerian Kesehatan untuk membuat layanan "hotline services" atau bimbingan psikologis cepat untuk mengatasi masalah gangguan jiwa di Indonesia terutama di perkotaan seperti Jakarta.
Hal itu disampaikan dalam diskusi yang diadakan Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH), Grogol, Jakarta Barat, Senin (18/9/2017) dengan tema "Tantangan Kesehatan Jiwa Perkotaan Dalam Upaya Pencegahan Bunuh Diri".
Dalam diskusi itu menghadirkan Ketua Komite Medik RSJSH Agung Frijanto, Ketua Pusat Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) sekaligus mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI periode 2009-2014 Nova Riyanti Yusuf, dan Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, Isa Multazam Noor.
Nova Riyanti Yusuf memaparkan bahwa kehidupan perkotaan yang dinamis dan kompleks memberikan tekanan batin kepada warganya sehingga rawan mengalami gangguan kejiwaan.
"Oleh karena itu diperlukan bimbingan konseling langsung dalam bentuk "hotline services" sehingga masyarakat tidak mencurahkan kegalauannya yang menjadi sumber masalah jiwa lewat media sosial. Seharusnya dari anggaran Kemenkes ada yang disisihkan untuk layanan kesehatan jiwa, tidak hanya sekedar membuat undang-undang kesehatan jiwa," ujar wanita yang akrab disapa Noriyu tersebut.
Oleh karena itu di bagian pelayanan "hotline services" itu diperlukan dokter kesehatan jiwa yang sudaj berpengalaman dan memiliki kemampuan komunikasi baik sehingga masyarakat memperoleh saluran pemecah masalah mereka.
"Tujuannya sederhana agar masyarakat tahu harus menghubungi siapa dan ketika dibutuhkan armada untuk mencegah upaya bunuh diri sebagai akibat dari gangguan mental pihak rumah sakit jiwa bisa segera mengirimkan armada," lanjutnya.
Sementara Ketua Komite Medik RSJSH, Agung Frijanto mengatakan Indonesia dan World Health Organization (WHO) sudah menetapkan 30 persen dari anggaran kesehatan digunakan untuk mencegah serta menanggulangi kesehatan jiwa.