Ketum PPP: Dinantikan, Pemimpin yang Berikan Rakyat Rasa Senang dan Kenyang
Menurut Romi, seorang pemimpin juga harus bisa memberikan yang terbaik kepada rakyat banyak.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy berbicara mengeni pemimpin yang dibutuhkan Indonesia.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang bukan hanya sekedar peduli pada citra atau hanya peduli atas publikasi di media massa.
"Akan tetapi pemimpin yang kepeduliannya betul-betul nyata dan keberadaannya membuat rakyat yang dipimpinnya menjadi lebih baik," kata pria yang akrab disapa Romi itu di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (20/9/2017).
Baca: Ini Fakta-fakta Genjer, Sayurnya Kaya Gizi, Lagunya Identik dengan PKI
Menurut Romi, seorang pemimpin juga harus bisa memberikan yang terbaik kepada rakyat banyak.
"Selain itu, pemimpin juga harus ingat pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin harus bergerak bersama orang-orang yang dipimpin dan jangan jadi pemimpin yang hanya berdiri di depan rakyatnya," ujar Romi dalam keterangan tertulis.
Baca: Begini Kisah Para Tahanan Politik Orde Lama di Penjara Madiun Saat Terjadi G30S/PKI
Ia menuturkan pemimpin semacam itu bila lari maka akan meninggalkan rakyatnya.
Romi juga mengingatkan agar pemimpin jangan berdiri di belakang rakyat.
"Karena jika pemimpin itu lari, maka rakyatnya akan terdesak. Pemimpin adalah orang yang harus bergerak bersama dan benar-benar mendengar aspirasi rakyat," katanya.
Ia menjelaskan, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hari akhir atas kepemimpinannya.
Jadi, kata Romi, jika ada konglomerat yang berhadapan dengan rakyat, maka menangkanlah rakyat.
Baca: Berminat Beli Mobil Sitaan KPK? Ini Daftar Harganya
"Seorang pemimpin yang memberikan rakyatnya rasa senang dan kenyang, sangatlah dinantikan. Sehingga hal itu menjadi pekerjaan rumah bagi setiap partai politik, yang akan mengusung calon dalam Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilu 2019," tegasnya.
Apalagi, ketimpangan di Indonesia masih sangat besar.
Hal itu terlihat dari jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia yang mencapai 28 juta orang.
"Padahal, pemimpin yang mengenyangkan dan menyenangkan rakyatnya adalah perintah agama. Jumlah orang yang masih berada di bawah garis kemiskinan yang sangat besar, jelas menjadi persoalan bersama," ucap Romi.