Ketum DPN Pemuda Tani HKTI Ajak Kaum Muda Gerakkan Sektor Pertanian
Rina Saadah Adisurya, prihatin akan kondisi anak muda Indonesia sekarang yang makin tidak tertarik bekerja di sektor pertanian.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Rina Saadah Adisurya, prihatin akan kondisi anak muda Indonesia sekarang yang makin tidak tertarik bekerja di sektor pertanian.
Keprihatinan itu ia sampaikan tepat di Hari Tani Nasional (HTN) yang jatuh pada 24 September 2017.
"Semakin kecilnya minat anak-anak muda Indonesia untuk bekerja di sektor pertanian harus menjadi keprihatinan. Ini karena kaum muda menganggap sektor pertanian tidak cukup memberikan harapan," kata Rina Saadah, Minggu (24/9/2017).
Menurut Rina, rendahnya minat kaum muda menggeluti sektor pertanian boleh jadi karena masih minimnya pengetahuan terhadap anak-anak muda tentang manfaat dan keuntungan menjadi petani.
"Kondisi ini harus direspons dengan membuat pelatihan dan pendidikan pertanian yang efektif dan efisien. Karena boleh jadi mereka ogah jadi petani karena belum tahu manfaat dan keuntungannya," tambahnya.
Rina mengajak segenap kaum muda Indonesia untuk mencintai dunia pertanian karena sektor tersebut merupakan sektor vital. Petani merupakan salah satu elemen ketahanan nasional dalam bidang pangan.
"Pertanian itu sektor vital. Apalagi 40 persen rakyat Indonesia bekerja dan mengadu nasib di sektor itu. Sebagai negara agraris, pemerintah harus punya konsen serius menggarap sektor ini. Anak-anak muda harus didorong masuk ke sektor ini. Pemerintah harus mampu meyakinkan bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan," terang alumnus Kajian Ketahanan Nasional Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
Baca: Buntut Penusukan Anggota Intelkam, 136 Liter Arak Bali Disita dari Sejumlah Kafe
Karena itu, melalui Petani Muda HKTI, Rina berkomitmen menjadi bagian integral dari masyarakat tani Indonesia dengan terus bergerak bersama pemerintah untuk membantu penyelesaian masalah-masalah yang ada di sektor pertanian.
"Kami punya komitmen bersinergi dengan pemerintah. Kita mendorong pemanfaatan lahan-lahan yang tidak produktif untuk mengantisipasi kian menyempitnya lahan pertanian produktif di Indonesia. Kita juga mendorong fungsi penelitian dan pengembangan di sektor pertanian dioptimalkan," jelas Rina.
Rina mengatakan bahwa inovasi di sektor pertanian perlu terus dilakukan.
"Salah satu peran HKTI dalam pertanian adalah dengan memperkenalkan bibit beras yang dinamakan M70D oleh Ketua Umum HKTI Bapak Moeldoko. Bibit itu memiliki masa panen yang cepat, sehingga bisa membantu kesejahteraan rakyat," tandasnya.
Rina menambahkan saat ini dunia pertanian Indonesia masih konvensional. Menurutnya, panen padi yang biasanya 90-150 hari sudah ketinggalan.
"Masa panen padi masih 90 hari sampai 150 hari. Pak Moeldoko sudah memperkenalkan M70D yang masa panennya 70 hari sehingga ini sangat membantu para petani," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.