Kronologi Suami dan Istri Dipenggal Kepalanya, Sang Anak Menanti Polisi Ungkap Kasusnya
Tragedi memilukan pernah menggemparkan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), Agustus 2010 yang lalu.
Editor: Hasanudin Aco
“Dia nih orangnya tak ada musuh. Memang sudah nasib dialah, ‘kali,” kata Uti Syahrudin yang berusaha ditenangkan
oleh keluarga lainnya.
Kapolres Ketapang saat itu, AKBP Badya Wijaya pun berjanji akan mengungkapkan kasus pembunuhan yang tergolong sadis ini.
“Ini benar-benar sadis, sangat sadis. Dan, ini bukan perampokan, karena barang-barang korban masih utuh. Termasuk sepeda motor yang digunakannya,” ujarnya.
Kapolres menduga kuat bahwa kejadian ini berlangsung di tempat lain.
“Begitu dibunuh, lalu dibuang di TKP. Bercak darah di TKP sangat minim,” jelasnya.
Menurut Kapolres, dugaan kuat ada motif balas dendam, dan juga ada kemungkinan korban salah sasaran.
“Ini masih perlu pendalaman lebih lanjut,” kata Badya yang turun langsung ke TKP melihat kedua korban tergeletak.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara, tampak pelaku sangat demonstratif seperti ingin menunjukkan unsur kesadisan dalam mengeksekusi korbannya.
“Ini tidak satu orang, kemungkinan besar lebih dari satu orang. Dugaan kita, bisa empat orang atau lebih,” katanya.
“Kita minta bantuannya dari masyarakat, supaya pelaku bisa cepat di tangkap,” kata Badya.
Tak hanya itu, Kapolres juga menduga korban ditebas dari arah depan dengan posisi pertama yang dibacok adalah suaminya dan mengenai mulut sang istri.
Namun, istrinya tidak meninggal.
Selanjutnya, pelaku memotong kepala sang istri dan menyeretnya hingga beberapa meter.
“Diduga istrinya melakukan perlawanan sehingga kerudung yang digunakan terlepas dari kepalanya sebelum ditebas,” ujar Badya.