Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Suami dan Istri Dipenggal Kepalanya, Sang Anak Menanti Polisi Ungkap Kasusnya

Tragedi memilukan pernah menggemparkan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), Agustus 2010 yang lalu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kronologi Suami dan Istri Dipenggal Kepalanya, Sang Anak Menanti Polisi Ungkap Kasusnya
Dok. TRIBUN PONTIANAK CETAK
Ratusan orang melayat ke rumah almarhum Suharso bin Jainal (54) dan Harmaniah binti Jakfar (49), sebelum dimakamkan, Rabu (25/8/2010) silam. 

Pada malam hari sebelum kejadian, Suharso dan Harmaniah dikatakan sempat meminjam motor Honda Supra X bernomor polisi KB 3552 GS tersebut dari Marsum tetangganya pada Selasa (24/8/2010).

Saat itu Suharso sedang bekerja menyelesaikan rumah Marsum (28) dan ingin menjenguk keluarganya yang sakit di RSUD Agoes Djam.

Setiba di rumah sakit, Suharso dan Harmaniah menginap di ruang perawatan Suryati, adik ipar Suharso, di kelas III.

Jelang pukul 04.00, Suharso dan Harmaniah meninggalkan RSUD.

Pada perjalanan pulang, mereka sempat singgah di rumah Radjiman (54) kakak ipar Suharso.

Di sanalah mereka mengambil minyak tanah sebanyak 20 liter untuk dibawa pulang.

Radjiman yang ditemui di RSUD Agoes Djam Ketapang, Rabu siang, menceritakan, pasangan suami istri memang sempat singgah di rumahnya sekitar pukul 04.00 WIB.

Berita Rekomendasi

“Mereka mampir ke rumah saya untuk mengambil satu jeriken minyak tanah isi 20 liter,” ujarnya.

“Memang sudah biasa, setiap ada keperluan pasti datangnya ke saya,” tambahnya.

Apakah pasutri ini sempat bercerita ada teror atau ancaman ataupun permasalahan di tempatnya tinggalnya? Radjiman mengaku tidak tahu.

Namun, ia memastikan, pasutri ini orangnya sangat baik dan tidak ada masalah dengan siapapun.

YA (22) sang anak pun berharap kasus mutilasi kedua orangtuanya tersebut segera diungkap.

Melansir kembali dari Tribun Ketapang, ia mengungkapkan peristiwa mengenaskan yang dialami oleh kedua orangtuanya.

Sudah tujuh tahun hingga kini, aparat belum berhasil menangkap pelaku.

“Setelah kejadian sejak 25 Agustus 2010 hingga sekarang tidak ada titik terang terkait kasus pembunuhan kedua orangtua saya,” kata YA kepada wartawan di Ketapang, Minggu (24/9/2017).

Menurut YA, pihak keluarga maupun dirinya belum pernah dihubungi pihak kepolisian terkait perkembangan kasus tersebut.

Bahkan, ia sampai berinisiatif mengirim pesan melalui Facebook ke Presiden, Joko Widodo untuk meminta bantuan agar kasus ini terungkap.

“Saya mengirim pesan melalui Facebook kepada Pak Presiden itu sengaja. Tujuannya agar Pak Presiden bisa tahu kejadian yang menimpa kedua orangtua saya. Harapan saya agar beliau peduli terhadap orang kecil seperti kami,” ungkapnya.

Unggahan di Facebook-nya tersebut kemudian ditanggapi oleh kepolisian melalui Facebook Humas Polres Ketapang.

Melalui akun Facebook-nya tersebut Polres Ketapang pun mengaku ada hambatan untuk mengungkap kasus mutilasi kepala orangtuanya.

“Katanya dalam Facebook Humas Polres Ketapang itu ada hambatan di lapangan yakni buktinya masih sedikit. Polres Ketapang mengaku masih mencari bukti baru yang dapat mengarah kepada pelaku pembunuh orangtua saya,” ucapnya.

YA mengaku selama ini memang dirinya belum pernah berkomunikasi langsung sama aparat Kepolisian.

Terlebih saat awal kejadian karena dirinya masih berusia 15 tahun dan belum mengenal media sosial atau media massa.

“Makanya baru sekarang memberanikan diri menyampaikan harapan terkait peristiwa ini. Tapi saya hanya bisa menyampaikan melalui media sosial saja,” tuturnya.

Ia juga mengaku bahwa sebenarnya ingin mendatangi Polda, Polri, bahkan Presiden.

Namun, karena terkendala biaya, ia mengurungkan niatnya tersebut.

Tak hanya itu, ia juga masih trauma terhadap kejadian yang menimpa orangtuanya tersebut.

“Apalagi saya tidak tahu di mana pelaku pembunuhan itu. Jadi bisa saja mereka mengintai dan menghabisi kami juga. Sebab itu saya takut berpergian jauh,” jelasnya.

Ditambahkannya pembunuhan kedua orangtuanya memang sangat misterius. Lantaran banyak kejanggalan seperti saat kejadian tidak ada satupun barang kedua orangtuanya hilang.

Sehingga kasus mutilasi kedua orangtuanya ini belum diketahui motifnya apa.

“Setahu saya keduanya tidak ada masalah sama orang lain. Bahkan kedua orangtua saya dikenal dan merupakan guru ngaji. Makanya kami ingin sekali mengetahui siapa pelaku dan apa motifnya sampai tega membunuh kedua orangtua saya,” tambahnya.

Saat dikonfirmasi Waka Polres Ketapang, Kompol Reza Simanjuntak mengarahkan agar menghubungi Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polli.

Namun ketika dihubungi hingga berkali-kali Rully tak menjawab panggilan awak media.

Serta tak membalas pesan melalui handpone yang dikirim wartawan. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas