Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stasiun TV Swasta Bisa Batal Tayangkan Film G30SPKI

Akhir-akhir ini, film tersebut memang kembali jadi perbincangan. Beberapa sekolah dan kelompok masyarakat juga banyak kembali menggelar nonton bareng.

zoom-in Stasiun TV Swasta Bisa Batal Tayangkan Film G30SPKI
capture video
Antusias Warga Nobar Film G30S/PKI di Taman Graha Cijantung 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana penanyangan film Gerakan 30 September 1965 oleh salah satu stasiun televisi swasta terancam batal.

Hal itu diduga karena ada tekanan dari pihak-pihak yang tidak suka penayangan film tersebut.

Diketahui, dalam pernyataan di twitter TvOne akan menayangkan film tersebut tanggal 29 September 2017.

Dikonfirmasi sebelumnya, Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas, belum bisa memastikan kapan film itu akan diputar.

"Memang ada rencana menayangkan, tapi belum ada kepastian," kata Karni.

Akhir-akhir ini, film tersebut memang kembali jadi perbincangan. Beberapa sekolah dan kelompok masyarakat juga banyak kembali menggelar nonton bareng film tersebut.

"Jumat, 29 September pukul 21.30 WIB. Eksklusif hanya di tvOne #G30SPKITVONE," tulis akun Tvone di twitter.

BERITA REKOMENDASI

Film besutan Arifin C Noer, yang juga melibatkan sejarawan militer Nugroho Notosusanto di dalam penulisannya itu, kerap ditayangkan setahun sekali di era kepemimpinan Soeharto.

Sebelum akhirnya benar-benar dihentikan pemutarannya pada Oktober 1998, film itu pernah diwajibkan ditonton bagi siswa dan masyarakat umum.

Diketahui ajakan nobar ini awalnya digaungkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pengamat politik Ahmad Baidhowi mengatakan tentu ini akan mendapat perlawanan.

“Setelah adanya perintah nobar film G 30S muncul dengan sendirinya orang-orang yang menentangnya. Patut diduga, orang-orang ini simpatisan PKI. Rakyat bisa menilai sendiri siapa saja mereka, tanpa harus Panglima TNI menunjukkan orangnya,” ungkap Baidhowi.

Menurut Baidhowi, taktik Panglima TNI sangat efektif untuk memberikan informasi kepada rakyat pihak-pihak yang menjadi simpatisan PKI saat ini.

“Kalau Panglima menuduh simpatisan PKI tanpa bukti bisa saja dituntut. Tetapi, dengan orang-orang yang protes terhadap nobar, maka rakyat bisa menilai siapa saja simpatisan PKI itu,” jelas Baidhowi.

Baidhowi menilai, antusiasme nobar film G 30S menunjukkan rakyat Indonesia percaya penuh kepada Panglima TNI.

“Langkah yang dilakukan Panglima TNI dengan mengajak nobar sudah sangat tepat di tengah krisis ideologi masyarakat,” jelas Baidhowi.

Kata Baidhowi, nobar film G 30S PKI mewujudkan hubungan yang baik TNI dan rakyat.

“Rakyat bersama-sama dengan TNI nobar. Dan rakyat dengan antusias bergotong royong untuk nobar,” papar Baidhowi.
Selain itu, kata Baidhowi, cara Panglima TNI sangat efektif menumbuhkan rasa cinta NKRI dan Pancasila tanpa harus menyatakan diri “Saya Pancasila, Saya Indonesia”.

“Yang biasa mengakui paling ber-Bhinneka Tunggal Ika dan membela Pancasila, tak ada suaranya untuk mendukung nobar film ini,” pungkas Baidhowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas