Peletakkan Bongkahan Tembok Berlin di Kalijodo, Ini Kata Dubes Jerman
Bongkahan tembok tersebut, menurut dia, menjadi simbol pemisah antara dua blok Jerman, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael von Ungern-Sternberg menyambut baik peletakkan bongkahan Tembok Berlin dan Patung Menembus Batas di RPTRA dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo.
Ia menyampaikan hal itu usai menemani Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan seniman Teguh Ostenrik dalam meninjau peletakkan tersebut.
Bongkahan tembok tersebut, menurut dia, menjadi simbol pemisah antara dua blok Jerman, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur.
"Saya rasa ini ide yang sangat bagus ya, Tembok Berlin merupakan simbol pemisahan (Jerman Barat dan Jerman Timur)," ujar Michael, ditemui di RPTRA-RTH Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017).
Michael menambahkan, pembangunan tembok tersebut dilakukan pada 1961 silam.
Namun pada akhirnya diruntuhkan oleh Pemerintah Jerman Timur pada tahun 1990.
Oleh karena itu, ia menilai diruntuhkannya tembok pemisah tersebut memberikan dampak secara global bagi seluruh dunia.
"(Tembok Berlin) ini dibangun pada 1961 dan akhirnya diruntuhkan pada 1990, (diruntuhkannya tembok) ini memberikan dampak perubahan sejarah secara global ya, itu karena runtuhnya blok tembok ini," kata Michael.
Terkait bongkahan Tembok Berlin tersebut, memang sangat memiliki arti yang begitu besar.
Selain bermakna dalam menyatukan bangsa, namun juga pemiliknya, yakni seniman Teguh Ostenrik harus merogoh uang sebesar 18 ribu Deutsch Mark (DM).
Jika dihitung secara rupiah, Teguh merogoh kocek nyaris Rp 150 juta untuk membawa benda bersejarah bagi masyarakat Jerman itu dari Berlin Timur ke Indonesia.
Bongkahan tersebut diperoleh pada 1990 silam, yakni sesaat setelah Pemerintah Jerman Timur memutuskan untuk merobohkan tembok pemisah itu pada 13 Januari 1990.(*)