Ada Desakan Cari Pengganti Setnov, Wasekjen Golkar: Ketua Umum Sakit, Sabarlah Sedikit
Menurut Adies penyampaian yang akan dilakukan oleh Setnov merupakan hasil kajian rapat harian DPP Partai Golkar dan belum menjadi keputusan
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com,Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Adies Kadir membenarkan adanya penyampaian soal permintaan kesediaan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) untuk menunjuk Pelaksana Tugas atau Plt.
Menurut Adies penyampaian yang akan dilakukan oleh Setnov merupakan hasil kajian rapat harian DPP Partai Golkar dan belum menjadi keputusan.
Baca: Serangan Udara di Idlib Merusak Sejumlah Bangunan
"Iya benar, untuk disampaikan kepada Ketum tapi belum ada keputusan. Hanya ada penyampaian hasil kajian dalam rapat harian, tapi belum ada keputusan. Hasil kajian itu akan disampaikan kepada ketum," ujar Adies di gedung Nusantara II, kompleks MPR DPR RI, (26/9).
Ia tidak membantah saat rapat harian terjadi perdebatan menyoal penunjukan Plt.
Selain itu, menurutnya saat rapat harian juga menunjukkan hasil kajian mengenai turunnya elektabilitas Partai Golkar.
"Hasilnya ada rekomendasi untuk Ketua Umum non-aktif dan diPlt-kan, itu kajiannya. Tetapi rapat kemarin semua meminta untuk disosialisasikan dulu kajiannya tersebut apa betul akibat Ketum apa bukan, karena kurang jalannya roda-roda partai di daerah itu kan harus dikaji jadi kemarin akhirnya tidak ada keputusan cuma hasil rekomendasi dalam bidang kajian strategis itu akan disampaikan kepada Ketua Umum," ujarnya.
Namun, ia mengatakan belum tentu keputusan untuk penunjukan Plt Ketum diserahkan kepada Setnov, meskipun permintaan berasal dari hasil kajian menurunnya elektabilitas Partai Golkar.
Ia juga menilai rasanya tak tepat untuk hal tersebut ditanyakan kepada Setnov, mengingat kondisi kesehatannya yang kurang baik.
"Saya tadi sampaikan bahwa tidak elok ketua umum masih dalam kondisi sakit kemudian praperadilan dalam waktu dekat baru akan diputuskan, sangat lah bijak kalau kita tunggulah sedikit. Jangan sampai ketua umum yang lagi sakit terus kemudian seakan-akan sudah jatuh tertimpa tangga. Bagaimana terjadi dalam diri kita, sabar lah sedikit,"kata anggota Komisi III DPR RI.
Ia melanjutkan hasil kajian tersebut belum tentu ditindaklanjuti dalam waktu dekat.
"Bisa diterapkan bisa nggak tergantung rapat pleno, rapat plenonya belum menunggu ketum sembuh itu loh," ujarnya.