Moeldoko: Kalau Semua Jenderal Terjun Politik, Siapa yang Urus Petani?
Hal itu dikatakan Moeldoko usai memberikan ceramah di Pesantren Mahasiswa Luhur Sumbersari, Malang, Kamis (28/9/2017).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkapkan alasannya lebih banyak terjun ke dunia pertanian ketimbang politik. Moeldoko telah dikenal masyarakat dalam sejumlah inovasinya di bidang pertanian.
“Kalau semua seperti sekarang berpikiran politik, maka siapa yang memikirkan nasib petani? Saya lebih tertarik bagaimana nasib petani bisa kita tingkatkan,” ujar Moeldoko.
Hal itu dikatakan Moeldoko usai memberikan ceramah di Pesantren Mahasiswa Luhur Sumbersari, Malang, Kamis (28/9/2017).
Di Kota Apel tersebut, Moeldoko juga memberi orasi ilmiah di hadapan ratusan mahasiswa Politeknik Kota Malang.
Mantan Panglima TNI ini mengatakan, setiap kali terjun ke daerah, dia selalu memberi semangat kepada para petani.
"Saya katakan tidak ada lagi petani yang berpikir miskin, kalian petani harus menjadi kaya. Bagaimana caranya? Ikuti teknologi yang kita kembangkan,” ujarnya.
Baca: Moeldoko: Berlebihan Kalau Film G30S/PKI Digoreng Jadi Isu Politik
Hasil teknologi pertanian Moeldoko salah satunya adalah benih M70D dan M400. Keunggulannya, M70D bisa dipanen dalam waktu 70 hari, bukan 95 hari seperti padi biasanya.
Sementara padi M400 memiliki 400 butir padi setiap tangkainya, bukan 270-300 butir sebagaimana umumnya.
Mantan Wali Kota Malang, Peni Suparto, yang hadir dalam acara mengatakan pikiran-pikiran Moeldoko dalam bidang pertanian memang inovatif.
“Beliau penuh dengan pengabdian. Artinya beliau yang sudah tidak kurang suatu apapun masih memikirkan rakyat kecil. Itu yang saya anggap luar biasa,” ujar Peni.
“Sementara banyak pensiunan-pensiunan yang lain dari semua lini tidak ada yang berpikiran seperti itu,” imbuh Peni.
Peni bercerita, dalam membina petani dengan teknologi yang dimilikinya, Moeldoko juga memberi garansi jika terjadi anomalli.
“Misalnya nanem 10 hektar, dihantam wereng habis semuanya, petani diganti,” ujar Peni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.