Presiden Jokowi Kesulitan Lacak Transaksi Jual Beli di Medsos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kesulitan mencatat data transaksi perdagangan di digital ekonomi secara keseluruhan. Karena saat ini kata Jokowi
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kesulitan mencatat data transaksi perdagangan di digital ekonomi secara keseluruhan. Karena saat ini kata Jokowi masyarakat mulai membuka usaha di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
"Karena orang jualan lewat Instagram, Facebook. Ini angka yang tidak bisa dilacak dengan baik," ujar Jokowi di Penutupan Rakornas Kadin, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
Baca: Dituding Hina Panglima TNI, Nikita Mirzani Dipolisikan
Mantan Walikota Solo itu pun sadar banyak toko retail tutup karena masyarakat mulai pindah ke toko online. Hal ini dibuktikan Jokowi dengan adanya peningkatan sewa gudang.
Adanya pertumbuhan angka sewa gudang menurut Jokowi ada pergeseran tempat jual. Jika biasa menyewa di retail pusat belanja, sekarang melalui toko online Jokowi menyebut barang-barang hanya ditaruh satu gudang.
"Banyak toko yang tutup iya. Tapi sewa gudang meningkat. Jasa perusahaan di bidang sewa gudang meningkat 14,7 persen. Ada shifting dari offline ke online," ungkap Jokowi.
Baca: Komisi VII DPR: Freeport Menghina Kewibawaan Hukum Nasional
Agar bisa mendapat angka yang mendekati riil di lapangan, mantan Gubernur DKI itu pun melacak penjualan transaksi dari jasa pengantar. Walaupun tidak sepenuhnya lengkap, Jokowi mendapat angka pertumbuhan jasa kurir 130 persen sampai akhir September 2017.
"Lacaknya dari mana? Jasa kurir," kata Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.